Mohon tunggu...
Nur Zaida
Nur Zaida Mohon Tunggu... Dosen - Pengawas Sekolah Menengah Pertama Kota Semarang

Saya adalah seorang ASN dan saya sangat bersyukur mendapatkan kesempatan mendampingi sekolah-sekolah yang beragam di kota Semarang tercinta ini. Karenanya saya berusaha memberikan layanan yang terbaik bagi sekolah-sekolah tersebut dengan cara mendampingi sesuai dengan kebutuhan masing-masing dan membangun komunikasi serta hubungan baik dengan kepala sekolah dan guru-guru di wilayah dampingan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Inovasi Pendampingan Sekolah dengan Strategi Clustering dan Coaching serta Optimalisasi Komunitas Belajar

29 Oktober 2024   21:20 Diperbarui: 29 Oktober 2024   21:37 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inovasi strategi pendampingan ini muncul karena kegelisahan saya terkait dengan banyaknya pengawas yang pensiun di kota Semarang dan belum ada pengangkatan lagi. Ada kekhawatiran dalam diri saya bagaimana jika saya tidak mampu memberikan layanan yang masksimal kepada seluruh sekolah yang menjadi tanggung jawab saya. Setelah berdiskusi dengan kolega dan senior, saya memutuskan untuk menggunakan strategi pendampingan yang saya beri nama Double C yaitu Clustering dan Coaching.  

Kegiatan mengklaster ini sangat efektif untuk memberikan layanan kepada seluruh jenis sekolah tersebut. Biasanya saya melaksanakan clustering setelah pendampingan yang sifatnya umum untuk seluruh dampingan. Dalam pendampingan untuk seluruh sekolah selain bertatap muka langsung saya juga terkadang menggunakan media online mengingat jarak satu sekolah dengan sekolah lainnya.

1 klaster biasanya terdiri dari 4 sampai 5 sekolah tergantung jarak sekolah. Pengawas datang ke salah satu sekolah. Kepala sekolah berkumpul di sekolah tersebut kemudian menindaklanjuti apa yang sebelumnya telah didiskusikan. Dengan jumlah sekolah yang tidak banyak, maka diskusi menjadi lebih lancar. Semua mendapat kesempatan untuk menyampaikan progres dan kendala yang dihadapi oleh masing-masing sekolah sesuai topik pendampingan.  Pada forum yang lebih kecil ini, kepala sekolah atau guru yang tadinya tidak percaya diri untuk menyampaikan pertanyaan-pertanyaan, menjadi lebih berani.  

Namun harus saya akui tidak semua diskusi program sekolah dan Dinas Pendidikan bisa terselesaikan melalui kegiatan clustering. Ada kalanya sekolah-sekolah perlu pendampingan yang lebih intens terkait permasalahan yang lebih spesifik. Misalnya terkait permasalahan SDM dalam mengadaptasi dirinya di sekolah sehingga suasana kerja tidak nyaman, atau sekolah penggerak yang hendak meng-upgrade sekolahnya dalam Implementasi Kurikulum Merdeka terkait pelaksanaan P5 yang berpihak pada murid dengan memanfaatkan Asset-based Thinking (Link YouTube: https://shorturl.at/RC7Q6 ).  Contoh topik spesifik lainnya adalah sekolah yang hendak membranding sekolahnya agar kepercayaan orang tua untuk menyekolahkan anaknya di SMP tersebut meningkat (Link YouTube: https://shorturl.at/0Cssq ). Untuk topik-topik yang sifatnya lebih spesifik, coaching menjadi pilihan strategi pendampingan yang tepat, selain tentu saja ada kegiatan IHT dengan topik-topik yang sesuai dengan kebutuhan sekolah masing-masing.

Kegiatan Coaching di SMP Permata Bangsa 
Kegiatan Coaching di SMP Permata Bangsa 

Rangkaian pendampingan tidak lengkap tanpa adanya berbagi praktik baik. Untuk memfasilitasi kegiatan berbagi praktik ini, saya dan tim kecil membentuk sebuah Komunitas Belajar yang kami beri nama Komunitas Belajar Ki Semar. Dalam komunitas belajar, kepala sekolah saling menginspirasi dengan praktik baik masing-masing dengan lebih terprogram. Yang unik adalah berdasarkan hasil rapat, para peserta meminta kegiatan dilaksanakan secara luring karena ingin lebih fokus atau bisa dikatakan lebih mindful saat mengikuti kegiatan bila bisa bertatap muka langsung.

Kombel Ki Semar secara rutin mengadakan pertemuan pada minggu pertama di hari Selasa. Setiap selesai kegiatan, dibagikan form presensi menggunakan GForm di mana terdapat pertanyaan terkait feedback mengenai kegiatan hari itu. Feedback dari peserta ini penting bagi saya untuk mengetahui materi-materi yang dibutuhkan oleh teman-teman kepala sekolah yang tidak tersampaikan secara lisan. (Link google drive: https://shorturl.at/JYK9s )

Umpan Balik dari Peserta Komunitas Belajar 
Umpan Balik dari Peserta Komunitas Belajar 

Di era digital ini pelaksanaan pendampingan bisa menjadi lebih menyenangkan dengan menggunakan berbagai cara misalnya dengan menggunakan aplikasi game selama kegiatan, yang tidak hanya menyenangkan tapi bisa juga dipakai untuk mengetahui pengetahuan awal para peserta atau pemahaman mereka terhadap materi yang saya sampaikan. Misalnya saya menggunakan Kahoot untuk beberapa materi pendampingan seperti penyusunan Tujuan Pembelajaran atau pembelajaran terdiferensiasi.

Permainan Kahoot Sesuai Topik Pendampingan. 
Permainan Kahoot Sesuai Topik Pendampingan. 

Termasuk dalam pelaksanaan pendampingan saya juga mengaktifkan kepala sekolah dan guru-guru untuk berliterasi dan mencari sumber-sumber terpercaya guna mendukung kinerja mereka. Saya menyediakan tautan di deskripsi group dampingan yang berisi peraturan, panduan dan referensi terbaru terkait pelaksanaan kurikulum. Isi tautan tersebut saya perbaiki secara berkala mengikuti perubahan yang terjadi. Selain itu saya juga mengembangkan situs atas nama saya untuk keperluan yang sama. Untuk memperkuat pemahaman teman-teman kepala sekolah dan guru-guru, saya juga memberikan contoh-contoh konkrit. Untuk itu saya memanfaatkan channel YouTube sebagai media untuk memperkuat pemahaman dengan adanya penjelasan bahkan simulasi pelaksanaan implementasi kurikulum Merdeka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun