Mohon tunggu...
Zaidan Haikal Nabhan Yafi
Zaidan Haikal Nabhan Yafi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa KIP STP TRISAKTI

S1 Hospar KA

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Budaya Kopi di Indonesia

8 Februari 2023   20:55 Diperbarui: 8 Februari 2023   20:56 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://pilihanrakyat.id/

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang gemar sekali bersosialisasi, pasti selalu ada tempat dan waktu yang diluangkan untuk bersosialisasi. Tak jarang kita melihat orang dari berbagai latar belakang duduk dan berbincang mengenai apa saja sambil ditemani dengan secangkir kopi. Warung kopi atau café seringkali digunakan sebagai tempat pertukaran informasi. Menikmati kopi menjadi budaya tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Tidak ada waktu khusus untuk menikmati kopi, kopi dapat dinikmati kapanpun selagi ada kesempatan untuk menikmatinya. Menikmati kopi di Indonesia sifatnya kasual dan sosial. Orang dapat menikmati kopi Bersama dalam situasi yang terbuka, hangat, dan nyaman.

Budaya menikmati kopi di Indonesia tidak luput dari campur tangan Belanda. Kopi sendiri bukan merupakan tanaman asli yang berasal dari Indonesia. Pada saat jaman penjajahan belanda, VOC membawa tanaman kopi Arabika untuk ditanam. Pihak belanda tertarik meruntuhkan monopoli arab dalam perdagangan kopi dunia. Pihak Kolonial Belanda mendirikan perkebunan kopi di daerah pulau Jawa, Sumatera hingga Sulawesi. Perkembangan perkebunan kopi mendorong pengembangan infrastruktur di pulau jawa. Jalanan dan rel kereta api dibangun untuk memudahkan mengangkut kopi dari pedalaman pulau jawa dan kemudian dikirim ke Pelabuhan untuk diekspor.

Ekspor yang dilakukan pemerintah Belanda tinggi karena banyaknya permintaan dari eropa. Dengan sistem tanam paksa Belanda melakukan perluasan penanaman besar besaran. Kopi dianggap jadi komoditas menguntungkan. Pulau jawa sempat menjadi pusat produksi kopi dunia dan pada masanya Jawa sempat mendominasi pasar kopi dunia. Saat itu secangkir kopi popular dengan sebutan “CUP OF JAVA”.

Setelah runtuhnya kekuasaan Belanda di Indonesia dan pasca kemerdekaan, terjadi perubahan besar pasar kopi Indonesia dengan dilakukannya nasionalisasi terhadap perkebunan kopi bekas penjajahan kolonial Belanda.

Menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) pada tahun 2020, Indonesia menenmpati peringkat 4 sebagai penghasil kopi terbesar di dunia.

Sumber : https://pilihanrakyat.id/
Sumber : https://pilihanrakyat.id/

Budaya minum kopi saat ini merupakan suatu tren baru yang muncul di berbagai kalangan masyarakat. Meningkatnya permintaan kopi mendorong munculnya  berbagai  merek,  kafe,  dan  kafe  di  kota-kota   besar (Indriyanti   et   al.,   2019). Seiring dengan berkembangnya jaman banyak muncul warung kopi atau café kekinian sehingga saat ini tidak hanya orang tua saja yang gemar menikmati kopi tetapi sekarang banyak anak muda yang gemar menikmati kopi.

Menurut data International Coffee Organization (ICO), Indonesia menjadi negara dengan konsumsi kopi terbesar kelima di dunia pada 2020/2021. Jumlahnya sebanyak 5 juta kantong berukuran 60 kilogram. 

Data tersebut menunjukkan banyaknya penikmat kopi di Indonesia. Menurut data tersebut terlihat bagaimana kuliner kopi Indonesia begitu digemari dan diminati. Tak sedikit orang yang melakukan bepergian ke setiap daerah Indonesia untuk menikmati kopi khas daerah tersebut.

 Di Indonesia sendiri memiliki berbagai karakteristik kopi yang berbeda setiap wilayahnya untuk dinikmati para wisatawan. Mulai dari rasa kopi yang medium hingga yang kuat. Berikut karakteristik kopi arabika menurut Anamoli coffee :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun