Mohon tunggu...
Zaidan Haikal Nabhan Yafi
Zaidan Haikal Nabhan Yafi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa KIP STP TRISAKTI

S1 Hospar KA

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Slow Food sebagai Solusi Maraknya Fast Food

8 Februari 2023   18:10 Diperbarui: 8 Februari 2023   18:12 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : istockphoto.com/

Gaya hidup kota yang serba praktis menyebabkan perubahan pola makan masyarakat. ketika sedang merasa lapar, makanan cepat saji atau fast food menjadi pilihan masyarakat. Penyajian yang cepat, terjangkau, praktis dan dapat memenuhi selera menjadi alasan utama masyarakat mengkonsumsi makanan cepat saji.

Banyaknya ragam makanan cepat saji membuat keinginan masyarakat untuk mengkonsumsinya. Makanan cepat saji atau fast food biasanya berupa makanan kemasan, seperti mie instan, nugget, fried chicken, pizza, dan hamburger.  Makanan tersebut umumnya diproduksi oleh industri pengolahan pangan dengan teknologi tinggi dan memberikan berbagai zat aditif untuk mengawetkan dan memberikan cita rasa bagi produk tersebut.

sumber : https://www.uidownload.com/
sumber : https://www.uidownload.com/
Pengetahuan tentang fast food, baik yang menyangkut apa itu fast food, jenis-jenis fast food, maupun akibatnya jika mengonsumsi fast food perlu diketahui banyak orang. Masyarakat cenderung mengekonsumsi fast food tanpa memperhatikan kandungan gizi dan bahaya mengkonsumsi fast food. Fast food mengandung sejumlah besar lemak dan akan mengakumulasi dalam tubuh. Makanan cepat saji juga memiliki kandungan gizi yang rendah terutama serat dan tinggi kalori serta gula. Makanan cepat saji ini jika sering dikonsumsi dapat menjadi salah satu pemicu munculnya penyakit, seperti diabetes, hipertensi, darah tinggi, penyakit jantung gagal ginjal hingga obesitas.

Seiring semakin banyaknya masyarakat yang mengkonsumsi makanan cepat saji juga menjadi alasan kurangnya masyarakat akan kesadaran tentang makanan lokal yang diolah secara tradisional dan menggunakan bahan bahan alami dengan mempertahankan cita rasa alaminya, juga kandungan nutrisi yang ada di dalamnya. Hal inilah yang menyebabkan munculnya kelompok slow food. kelompok ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat untuk menjaga kenikmatan dan kenikmatan dalam makanan lokal untuk melestarikan budaya lokal dalam pengaruh industri makanan cepat saji.

sumber : https://www.behance.net/
sumber : https://www.behance.net/

Kelompok Slow food pertama kali didirikan oleh Carlo Petrini di Italia. Gerakan ini didasari dengan semakin berkembangnya restoran cepat saji di benua Eropa. Puncaknya pada tahun 1986 masyarakat menyebutnya slow food movement yaitu gerakan demonstrasi yang ditujukan kepada McDonald’s yang membuka outlet restoran cepat saji di Roma, Italia.

Kelompok slow food ini  memiliki target untuk mempertahankan keberlangsungan tradisi lokal, makanan yang baik yaitu makanan enak dan sehat untuk dikonsumsi, kenikmatan gastronomi yang didapatkan dari mengkonsumsi makanan dan menikmati proses pengelohannya dan kecepatan hidup yang lambat (dengan menikmati waktu yang dimiliki untuk menyantap makanan).

Slow food merupakan sebuah kelompok global yang mengejar “tujuan budaya, lingkungan, sosial yang dibangun berpusat pada makanan”. Slow food memiliki moto “Good, Clean and Fair food “. seperti yang dikatakan Petrini (Walters, 2006) :

“Kesenangan dan kebahagiaan dalam makanan adalah hak universal (Good); membuatnya secara berkelanjutan, sehingga itu tidak mengkonsumsi lebih banyak sumber daya daripada yang dihasilkannya (Clean); dan membuatnya sehingga menciptakan tidak ada ketidakadilan dan menghormati setiap orang yang terlibat dalam produksinya (Fair). Dengan membawa bekal kembali ke pusat kehidupan kita, kita berkomitmen pada masa depan planet ini dan masa depan kita sendiri kebahagiaan”

Slow Food di deskripsikan sebagai gerakan kontra yang merupakan suatu tindakan pemberontakan terhadap peradaban yang di dasarkan kepada konsep-konsep kebersihan produksi, kuantitas dan konsumsi masa. Kritikan terhadap penghancuran kebiasaan, tradisi dan cara hidup, pada akhirnya mempengaruhi lingkungan. Slow Food sebagai suatu gerakan yang peduli akan kebersihan dalam kegiatan produksi, memperhatikan kualitas daripada kuantitas serta prilaku konsumsi. (Petrini, Hodgson dan Toyka, 2007)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun