Meningkatnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke tempat wisata telah meningkatkan kekhawatiran
tentang lingkungan, sumber daya fisik tempat, dan sosial budaya.
Untuk mengurangi kekhawatiran tentang masalah tersebut UNWTO menyarankan untuk setiap pelaku wisata menerapkan pariwisata berkelanjutan atau Sustainable Tourism.Â
Berdasarkan definisi UNWTO, pariwisata berkelanjutan mengacu pada lingkungan, ekonomi, dan aspek sosial budaya pengembangan pariwisata, dengan penetapan lokasi yang sesuai keseimbangan antara ketiga dimensi ini untuk menjamin keberlanjutan jangka panjangnya.
Penerapan pariwisata berkelanjutan dilakukan agar sumberdaya pariwisata tetap terjaga, sehingga tidak hanya dapat dirasakan saat ini tapi untuk masa yang akan datang
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (kemenparekraf) mendorong agar setiap tempat wisata menerapkan pariwisata berkelanjutan.
Kemenparekraf memiliki empat pilar fokus yang dikembangkan. Di antaranya :
 1. pengelolaan berkelanjutan (bisnis pariwisata)
2. ekonomi berkelanjutan (sosio ekonomi) jangka panjang
3. keberlanjutan budaya (sustainable culture) yang harus selalu dikembangkan dan dijaga
4. serta aspek lingkungan (environment sustainability).
Di Indonesia sudah ada tempat wisata yang telah menerapkan pariwisata berkelanjutan.Â
1. Sangeh Monkey Forest
Berlokasi di Jalan Brahmana, desa Sangeh, kecamatan Abiansemal, wilayah Kabupaten Badung. Di Sangeh Monkey Forest kita bisa melihat langsung habitat dari ratusan monyet dan pohon pohon tinggi yang bisa mencapai 50 meter. Hutan Sangeh sendiri dikenal sebagai hutan homogen yang memiliki luas sekitar 10 hektare (ha). Terdapat 54 jenis flora yang tumbuh di hutan ini, mulai dari pala amplas, pule, buni, cempaka kuning, hingga pohpoh.
Sangeh Monkey Forest sendiri merupakan kawasan hutan lindung
2. Punti kayu
terletak di Jalan Kol H Burlian km 6,5, Kecamatan Alang-alang Lebar, Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan. Punti Kayu Palembang merupakan taman wisata alam terbesar yang ada di Palembang, dengan lahan konservasi yang terus dijaga menjadi pusat wisata alam dan paru-paru oksigen Kota Palembang. Punti Kayu memiliki berbagai ragam jenis flora dan fauna serta memiliki pemandangan alam yang indah, asri dan sejuk.
3. Kampung Blekok
Desa wisata ini mengunggulkan ekowisata, sehingga mengedepankan kualitas dan keberlanjutan lingkungan. bertujuan melestarikan burung blekok yang hampir punah, masyarakat setempat membuat penangkaran burung di desa wisata ini. Wisatawan yang berkunjung ke desa ini dapat ikut serta dalam kegiatan penangkaran, memberi makan burung, hingga merawat burung yang sedang sakit.
Penulis : Zaidan Haikal Nabhan Yafi (Mahasiswa KIP STP Trisakti)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H