Mohon tunggu...
Zaidan hafizh ali ramadhani
Zaidan hafizh ali ramadhani Mohon Tunggu... Dokter - Siswa man 3 sleman

Its about guts🔥🔥

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Razia rambut pada siswa, Masih Edukatif?

20 Januari 2025   00:00 Diperbarui: 18 Januari 2025   21:56 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Razia cukur rambut adalah kegiatan yang sering dilakukan oleh guru-guru di sekolah untuk memastikan para siswa memiliki rambut yang rapi dan sesuai dengan aturan yang berlaku. Namun, meskipun sudah menjadi tradisi di banyak sekolah, tidak sedikit siswa yang merasa kurang setuju dengan razia tersebut. Terlebih lagi, di era Kurikulum Merdeka yang menekankan pengembangan potensi dan kemampuan siswa secara menyeluruh, rasanya penting untuk mempertimbangkan kembali relevansi razia cukur rambut dalam sistem pendidikan saat ini.

Para guru memiliki beberapa alasan yang kuat mengapa razia rambut perlu dilakukan.

1.Bentuk kedisiplinan dan kepatuhan siswa

Kedisiplinan dan kepatuhan adalah fondasi penting dalam membentuk karakter seseorang. Sebelum Siswa diterima di sekolah ini, siswa telah disodori tata tertib yang harus disetujui dan ditandatangani dengan materai. Itu artinya, siswa setuju untuk mematuhi semua aturan yang telah ditetapkan, termasuk aturan mengenai potongan rambut.

Potongan rambut pendek adalah bagian dari kedisiplinan. Aturan ini mengajarkan siswa untuk menghargai sistem, patuh terhadap peraturan, dan memahami pentingnya kesetaraan. Seseorang yang disiplin akan tumbuh menjadi individu yang berkarakter kuat, mampu bertanggung jawab, dan sukses di masa depan

2.Kesetaraan

Sekolah adalah tempat mendidik manusia untuk menjadi individu yang menghargai sesama, memanusiakan manusia, dan memahami nilai-nilai kebersamaan. Kadang, aturan rambut diberlakukan untuk mencegah kesenjangan atau diskriminasi berdasarkan penampilan, sehingga semua anggota diperlakukan sama.

3. Menjaga Citra pelajar

Pada era Orde Baru, rambut gondrong dianggap sebagai simbol yang bertentangan dengan kepribadian bangsa. Pemerintah secara aktif menggalakkan gerakan Anti Gondrong, yang mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat. Kampanye ini didasarkan pada anggapan bahwa rambut gondrong merepresentasikan sikap pemberontakan, ketidakteraturan, serta tidak sejalan dengan nilai-nilai nasionalisme yang ingin dijaga. Hal ini menunjukkan bahwa menjaga penampilan, termasuk gaya rambut, dapat memengaruhi citra profesional siswa di lingkungan sekolah maupun di masyarakat.

 Meskipun argumen ini terdengar masuk akal,tidak sedikit dari kalangan masyarakat terutama pelajar kurang setuju dengan beberapa alasan yang logis sebagai berikut:

1.Kebebasan individu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun