Mohon tunggu...
A Zaidan An Naafi
A Zaidan An Naafi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka Menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dalam Goresan Tiwul Instan: Revolusi Pangan Nusantara Alternatif Pengganti Nasi

6 November 2023   18:00 Diperbarui: 6 November 2023   18:12 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nasi merupakan makanan pokok yang mendominasi diet masyarakat Indonesia. Selain menyediakan sumber karbohidrat yang penting, nasi juga memiliki nilai budaya yang kuat dalam masyarakat Indonesia. Namun, dengan pertumbuhan penduduk dan perubahan gaya hidup, keberlanjutan produksi dan konsumsi nasi menjadi semakin penting. 

Tantangan seperti fluktuasi harga beras, peningkatan kebutuhan air untuk produksi padi, dan keterbatasan lahan pertanian mendorong upaya mencari alternatif yang lebih berkelanjutan dan praktis dalam pemenuhan kebutuhan karbohidrat masyarakat.

Tiwul adalah makanan tradisional Indonesia yang dibuat dari singkong. Dalam beberapa tahun terakhir, tiwul instan, yang tersedia dalam bentuk kemasan praktis, telah muncul sebagai alternatif potensial untuk nasi. Tiwul instan memiliki beberapa keunggulan, seperti lebih mudah disiapkan, lebih tahan lama, dan kurang memerlukan air dalam proses produksi. 

Hal ini dapat menjawab beberapa masalah keberlanjutan dan kepraktisan yang dihadapi dalam produksi dan konsumsi nasi. Untuk memastikan keberhasilan tiwul instan sebagai alternatif nasi, diperlukan dukungan lebih lanjut dalam bentuk peningkatan ketersediaan produk, promosi kesehatan, serta peningkatan penerimaan masyarakat.

Penting untuk memahami potensi manfaat kesehatan dan gizi tiwul instan, serta memastikan kualitas dan keselamatan produk. Selain itu, edukasi kepada masyarakat mengenai keunggulan dan cara memasak tiwul instan juga merupakan faktor penting dalam mengubah kebiasaan konsumsi nasi yang sudah mengakar dalam budaya makan masyarakat Indonesia. Penggunaan tiwul instan sebagai alternatif nasi dapat memiliki dampak sosial dan lingkungan yang positif. 

Dalam konteks lingkungan, pengurangan penggunaan lahan pertanian dan penggunaan air yang lebih efisien dalam produksi singkong untuk tiwul instan dapat membantu dalam pengurangan dampak lingkungan dari produksi beras. 

Di sisi lain, sosial, tiwul instan juga dapat membantu memecahkan masalah ketidaksetaraan akses terhadap pangan di berbagai daerah, karena singkong lebih mudah ditemukan dan ditanam di berbagai wilayah. 

Meskipun tiwul instan menawarkan berbagai potensi sebagai alternatif nasi, masih ada tantangan yang perlu diatasi, seperti peningkatan kualitas produk, peningkatan kesadaran masyarakat, dan regulasi yang mendukung. 

Namun, dengan komitmen bersama dari pemerintah, produsen, dan masyarakat, tiwul instan dapat menjadi salah satu solusi untuk menjawab tantangan berkelanjutan dalam produksi dan konsumsi nasi di Indonesia.

Tiwul instan, sebagai alternatif makanan yang praktis, telah menjadi tersedia secara luas di berbagai daerah di Indonesia. Bukan hanya dapat ditemukan secara konvensional, tiwul instan juga dapat dengan mudah dipesan secara online, memungkinkan lebih banyak orang untuk mengaksesnya. 

Berbagai usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di daerah seperti Lampung dan Yogyakarta telah aktif dalam memproduksi tiwul instan. Proses pembuatannya melibatkan serangkaian tahapan yang memerlukan ketelitian, seperti pencucian ubi kayu, pengupasan, pengecilan ukuran, pengeringan, perendaman, penggilingan hingga membentuk butiran, pengukusan, dan pengeringan tahap III.

Tidak hanya memudahkan akses, tiwul instan juga memiliki nilai gizi yang cukup mengesankan. Menurut penelitian terbaru pada tahun 2016 oleh Hidayat, kandungan gizi tiwul instan hampir sebanding dengan nasi yang umumnya dikonsumsi. 

Dalam perbandingan yang dilakukan Defri pada tahun 2022 menyatakan per 100 gram, tiwul memiliki lebih banyak protein (2,30g) daripada nasi (2,10g), karbohidrat (38,10g) yang hampir setara dengan nasi (40,60g), dan lemak yang juga serupa (0,10g). 

Lebih menariknya lagi, tiwul memiliki lebih banyak kalori (342 Kal) dibandingkan nasi (178 Kal). Selain itu, yang membuat tiwul instan semakin menonjol adalah indeks glikemik yang lebih rendah, menjadikannya pilihan yang lebih aman untuk penderita diabetes yang menjalani diet.

Pentingnya indeks glikemik yang rendah dalam makanan adalah terutama bagi penderita diabetes yang jumlahnya terus meningkat. Indeks glikemik rendah dalam tiwul instan didasari oleh tingginya kandungan serat kasar, serat pangan, pati resisten, dan rendahnya daya cerna pati dalam tubuh. Ini semua memberikan manfaat dalam menurunkan kadar gula darah dan meningkatkan manajemen gula darah pada penderita diabetes tipe 2. 

Selain tiwul, produk beras siger juga menjadi alternatif yang menarik sebagai pengganti beras dalam diet diabetes dan penurunan kadar kolesterol, karena memiliki karakteristik sebagai pangan fungsional dengan indeks glikemik yang rendah. 

Produk beras siger menawarkan nilai indeks glikemik rendah yang dapat diakses dalam berbagai varian, yang semuanya memiliki tingkat kandungan serat kasar, serat pangan, pati resisten, dan daya cerna pati yang sesuai dengan kebutuhan diet diabetes dan kolesterol.

Tiwul instan adalah alternatif yang menarik untuk menggantikan makanan pokok seperti nasi, terutama dalam konteks pertumbuhan penduduk yang terus bertambah. 

Kandungan gizi tiwul tidak jauh berbeda dengan nasi, dengan protein, karbohidrat, dan serat yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Selain itu, salah satu keunggulan utama tiwul adalah memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dibanding nasi, yang berarti konsumsi tiwul dapat membantu menjaga kadar gula darah lebih stabil.

Dalam era di mana masalah gizi dan pangan semakin mendesak, tiwul instan dapat dijadikan sebagai solusi yang praktis dan ekonomis. Produksi tiwul instan lebih efisien dalam hal waktu dan tenaga dibandingkan dengan nasi, sehingga dapat membantu memenuhi kebutuhan pangan penduduk yang terus bertambah. 

Selain itu, budaya konsumsi makanan juga berubah seiring berjalannya waktu. Banyak orang sekarang mencari alternatif makanan yang lebih sehat dan berkelanjutan. Tiwul instan memenuhi kriteria ini dengan baik, karena tidak hanya memberikan gizi yang cukup, tetapi juga dapat diperoleh dengan mudah dan disiapkan dengan cepat.

Dalam konteks global, pangan yang efisien dan berkelanjutan menjadi semakin penting. Pemanfaatan tiwul instan sebagai pengganti nasi adalah salah satu contoh upaya untuk menjawab tantangan ini. 

Dengan demikian, tiwul instan bukan hanya sebagai makanan alternatif yang praktis, tetapi juga sebagai langkah ke arah pemenuhan kebutuhan pangan yang berkelanjutan di masa depan.

Sumber :

Defri I, Lutfi Y.N, Dea D.S.N., Intan PCL, Andre Y.T.P. 2022. Potensi Tiwul dalam Upaya Diversifikasi Pangan serta Perkembangan Inovasinya Sebagai Pangan Fungsional. Muhammadiyah Journal of Nutrition and Food Science. Vol. 3 No. 1

Hidayat B. Beras Siger (Tiwul/oyek yang Telah Dimodernisasi) sebagai Pangan Fungsional dengan Kandungan Indeks Glikemik Rendah. Pros Semin Nas Hari Tempe Nas. 2016;57–66.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun