Mohon tunggu...
Zai Lendra
Zai Lendra Mohon Tunggu... -

Politik itu penting bagi kehidupan saya pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Humor Artikel Utama

Akibat Beras Plastik

21 Mei 2015   02:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:46 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_418964" align="alignnone" width="780" caption="Beras diduga dari plastik/ Kompas.Com"][/caption]

Selesai sarapan semangkuk  bubur yang berbahan beras disebuah kedai, seorang gadis merasa perutnya terasa mual, kepalanya pusing dan terasa ingin buan air besar. Ia menceritakan prihal tersebut kepada ibunya. Siibu bukan malah mencari tahu penyebabnya tapi malah menuduh anak gadisnya hamil diluar nikah. Tuduhan Siibu didasari oleh pergaulan bebas anaknya akhir-akhir ini.

Tanpa pikir panjang lagi Siibu mengadukannya kepada suaminya yang juga ayah kandung dari sigadis. Tak pelak sang Ayah murka. Wajahnya berubah jadi seram. Dengus nafasnya mengerikan. Selang beberapa saat saja.

Plaak..Plaak..diiringi suara jeritan Sigadis kesakitan sambil meminta ampun.

"Ampun Yah, Ampun Yah,". Mohon Sigadis

" Memalukan sekali kamu ". Bentak Siayah, kedua tangan kekarnya terus diarahkan kewajah dan tubuh sigadis seperti orang berenang.

" Siapa yang menghamilimu ?" Tanya Siibu yang sejak dari awal menyaksikan kisah heroik suaminya.

" Aku tidak tahu "!!! Jerit Sigadis sambil berusaha mengelak karena sudah tak tahan dengan derita fisik yang dialaminya.

Untungnya, ada seorang tetangga  mereka biasa dipanggil Wak Haji yang mendengar kejadian itu dan berusaha melerai Siayah. Kebetulan sekali, Wak Haji ini orang yang paling disegani Siayah dikampung itu. Maka dari itu, Karena mengingat dan menimbang kewibawaan Wak Haji  maka  diputuskanlah penghentian sementara dari aksi Siayah yang selalu dipandang heroik oleh siibu dalam segala tindakannya.

Wak Haji minta penjelasan pasangan suami istri itu kenapa berbuat seperti itu kepada anak kandungnya sendiri. Setelah dijelaskan , Wak Haji mengangguk-anggukan kepalanya.  Ia menduga keras kalau yang dialami Sigadis itu merupakan akibat dari beras plastik yang dibacanya kemarin dari salah satu media online.

Tiba-tiba saja mereka panik, Sigadis pingsan. Barangkali  ia tahu kalau   Wak Haji udah pulang aksi heroik ayahnya kembali dilancarkan. ha..ha..ha..naseb..naseb. Eh..tapi mana mungkin ya, soalnya Siayah barusan  minum air putih , konon katanya kalau orang yang lagi marah  minum air putih hati bisa sejuk.

Lanjut....

Wak Haji kemudian menyarankan agar Sigadis dibawa kerumah sakit untuk diberi pertolongan secepatnya sembari didiagnosa kehamilan. Singkat cerita, setelah didiagnosa ternyata Sigadis tidak hamil. Dokter menduga keras Sigadis adalah korban dari beras plastik asal China yang akhir-akhir ini marak peredarannya. Ini terungkap setelah Sigadis menceritakan mual, pusing dan terasa mau buang air besar yang dialaminya itu karena habis makan bubur berbahan beras disebuah warung. What...ternyata dugaan Wak Haji juga tidak meleset. Siayah dan Siibu merasa menyesal. Penyesalannya semakin menggunung setelah diketahui biaya perobatan akibat aksi heroik Siayah sebanyak 7 Juta Rupiah. Upps... gimana nyari uang kontan sebanyak itu, pusing pala berbie, Ouuuhhh...untung ada Wak Haji yang bersedia memberi hutang untuk biaya perobatan sigadis. Tapi dengan syarat pasangan suami istri ini sering-sering membaca dan menonton berita untuk menambah wawasan dan pengetahuan.

NB : Cerita ini hanyalah hayalan penulis semata, dan apabila ada kesamaan tempat dan nama itu hanyalah kebetulan saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun