Gangguan pendengaran sangat berpengaruh terhadap gangguan kebisuan. Orang yang mengalami gangguan pendengaran secara otomatis juga akan mengalami kebisuan.Â
Nah anak yang mengalami gangguan pendengaran sejak dini  biasanya karena faktor keturunan. Faktor keturunan berawal dari kakek buyut turun ke cucu cicitnya. Tak jarang gangguan pendengaran berawal dari faktor keturunan. Gangguan pendengaran disebabkan oleh kurang sempurnanya perkembangan system syaraf pusat. Gangguan pendengaran yang dialami anak biasanya karena kehilangan suara atau bunyi.  Gangguan pendengaran dapat disebabkan oleh hal-hal di luar penyakit.Â
Contohnya terlalu banyaknya kotoran telinga, paparan suara yang keras atau dalam waktu lama, penuaan, ada benda yang masuk ke telinga, atau efek samping pengobatan. Gangguan pendengaran sering terjadi pada orang tua yang sudah berumur d iatas 50 tahun.Â
Jika telinganya terlalu banyak kotoran berarti kurangnya pembersihan telinga sehingga kotoran-kotoran tersebut semakin menumluk. Sedangkan paparan suara yang terlalu keras atau dalam jangka mendengar yang sangat lama juga menyebabkan gendang telinga rusak dan menyebabkan gangguan pendengaran.Â
Anak usia dini sangat rentan terhadap benda-benda disekitar mereka yang sangat kecil seperti, jepit rambut yang bulat, monte (gelang mutiara). Mereka sangat tertarik dengan benda tersebut karena bendanya yang sangat kecil, imut dan mungil, apalagi ditambah desainnya yang menarik hati anak.Â
Jika anak yang sudah mendapatkan benda seperti itu tidak  dalam pengawasan orang tua, maka anak akan memasukkan benda tersebut ke salah satu inderanya biasanya hidung, mulut dan telinga. Dan berakhir ke dokter karena tidak bisa keluar jika tidak dibantu dengan alat bantu. Akibatnya telinganya mengalami gangguan pendengaran. Jikalau benda tersebut berhasil keluar dari salah satu indera tersebut, anak tidak akan dapat mendengar dengan normal kembali.
Agar anak tidak berdampak sebaiknya orangtua lebih waspada dalam penjagaannya karena gangguan pendengaran juga akan berpengaruh terhadap kebisuan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H