Mohon tunggu...
Zahwa Aurellya Azhari
Zahwa Aurellya Azhari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo! Saya seorang mahasiswa di Universitas Pamulang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengulas Musikalisasi Puisi Chairil Anwar "Derai-Derai Cemara" - Banda Neira

1 Juli 2023   05:13 Diperbarui: 1 Juli 2023   05:40 1061
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ananda Badudu dan Rara Sekar (Foto: aulafikril/Instagram)

Chairil Anwar yang dikenal sebagai "Si Bintang Jalang" di dunia puisi Indonesia. Chairil Anwar telah berpulang pada 28 April 1949 saat ia menjelang usia 27 tahun. Sosoknya selalu dikaitkan dengan puisi, sastra, dan seni Indonesia. Sampai sekarang, suara "Si Bintang Jalang" masih nyaring terdengar dari dalam kubur, meski ia telah meninggal 74 tahun lalu.

Tak hanya sering muncul di pelajaran Bahasa Indonesia anak- anak tanah air, dibaca ulang oleh para pembaca, dan dideklamasikan berkali-kali diatas panggung, sebagian puisi karya Chairil Anwar telah dimusikalisasikan dan didengar oleh banyak orang.

Ilustrasi Ananda Badudu dan Rara Sekar (Foto: aulafikril/Instagram)
Ilustrasi Ananda Badudu dan Rara Sekar (Foto: aulafikril/Instagram)

Kelompok musik Banda Neira yang dibentuk Ananda Badudu dan Rara Sekar. Banda Neira mengubah puisi karya Chairil Anwar yang berjudul "Derai-Derai Cemara" kedalam lagu dengan judul lagu yang sama. Selain itu, Banda Neira juga mengubah karya sastrawan Indonesia lainnya.

"Derai-Derai Cemara" adalah puisi terakhir Chairil Anwar semasa hidupnya. "Dari baris kata-kata puisi itu seperti terpancar rasa keputusasaan dan kesia-siaan, terpancar rasa pesimistis." Kata Nanda, sapaan akrab Ananda Badudu.

Saat pertama kali membaca puisi "Derai-Derai Cemara", Nanda belum tahu puisi itu dibuat oleh Chairil Anwar kapan dan dalam konteks apa. Tapi setelah ia membaca dan mencari tahu tentang puisi itu lagi, ia baru tahu maksud konteks puisi itu apa dan ternyata puisi itu adalah puisi terakhir Chairil Anwar.

Mulanya lagu 'Derai-Derai Cemara" hanya diiringi oleh gitar saja, tetapi kemudian Banda Neira mengadakan konser kolaborasi bertajuk "Suara Awan: Sebuah Pertemanan" pada April 2014 bersama Gardika Gigih, Layur, dan Tiga String Chamber alias Trio Dawai. Dari konser kolaborasi itulah lagu "Derai-Derai Cemara" mendapatkan aransemen tambahan.

Lagu "Derai-Derai Cemara" menjadi bagian dari album Banda Neira yang bertajuk 'Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti'. Album tersebut dirilis pada Januari 2016, dan berisi 14 judul lagu Banda Neira dengan lagu hits didalamnya, seperti "Sampai Jadi Debu", "Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti", "Langit dan Laut" dan lagu lainnya.

Kelompok musik yang berdiri sejak Februari 2012 dan memutuskan bubar pada Desember 2016. Banda Neira sempat mengunggah  vidio klip "Derai-Derai Cemara" dengan aransemen tambahan dawai dan piano milik Gardika Gigih, (cello) Jeremia Kimosabe, (violin) Suta Suma, dan (viola) Dwi Ari Ramlan pada 7 Maret 2016. Sampai saat ini lagu tersebut telah didengaarkan lebih dari 2.923.693 kali di YouTube Banda Neira.

Banda Neira Perform (Foto: Dhery Moelz/Pinterest)
Banda Neira Perform (Foto: Dhery Moelz/Pinterest)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun