Masa remaja menjadi masa yang berpotensi mengalami berbagai permasalahan terutama penampilan tubuh yang meningkatkan kepedulian tentang citra tubuh dan dapat mengarah pada penilaian yang negatif, yaitu standar ideal tubuh yang sempurna dan menarik. Mereka juga sering membandingkan penampilan tubuhnya dengan remaja lain di lingkungan sosialnya. Â Adanya perbandingan ini dapat menimbulkan seseorang merasa malu dan khawatir terhadap tubuhnya sendiri atau biasa disebut dengan istilah body shame.
Remaja cenderung melakukan pengontrolan pola makan yang berlebih dan akan memunculkan perilaku kontrol diri yang buruk dalam pola makan demi mendapat berat badan tubuh yang ideal. Perilaku ini dapat menimbulkan usaha diet yang ekstrem salah satunya dengan melakukan diet melalui pembatasan konsumsi beberapa jenis makanan tertentu atau mempunyai kebiasaan diet tidak terkontrol. Hal ini tercermin dari perilaku remaja yang kerap diamati yaitu sengaja melewatkan jam makan, puasa ketat, menolak beberapa jenis makanan berkelanjutan, mengkonsumsi pil diet atau penurun nafsu makan, ataupun memuntahkan makanan dengan paksa karena rasa bersalah akibat makan seolah makan adalah perbuatan yang berdosa.Â
Perilaku diet yang dilakukan tanpa pengawasan ahli khususnya ahli gizi atau dietisien akan menimbulkan dampak yang negatif karena diet yang ditempuh sering tidak sesuai dengan kebutuhan harian remaja akibat minimnya pengetahuan tentang gizi. Dalam jangka panjang, pembatasan pola makan yang salah dapat memicu diet ekstrem akibat kontrol diri yang buruk sehingga memunculkan kebiasaan penolakan terhadap makanan. Perilaku makan seperti ini mengarah pada gangguan makan karena timbul rasa khawatir yang berlebih terhadap kenaikan berat badan, yaitu anorexia nervosa.
Oleh :
Zahwa Arzetiya Fahmi dan Yuli Rahmawati
Universitas Brawijaya
DAFTAR RUJUKAN
Krisnani, H., Santoso, M. B. & Putri, D., 2017. GANGGUAN MAKAN ANOREXIA NERVOSA DAN BULIMIA NERVOSA PADA REMAJA. Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(3), pp. 390-447.
Kurniawan, M. Y., Briawan, D. & Caraka, R. E., 2015. Persepsi Tubuh dan Gangguan Makan pada Remaja. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 11(3), pp. 105-114.
Kurniawan, M. Y. dan Briawan, D. 2014. PERSEPSI TUBUH DAN GANGGUAN MAKAN PADA REMAJA PEREMPUAN. Jurnal Gizi dan Pangan, 9(2), pp. 103-108.Â
Permatasari, B. 2012. Hubungan Antara Penerimaan terhadap Kondisi Fisik dengan Kecenderungan Anorexia Nervosa pada Remaja Perempuan di SMAN 1 Banjarmasin. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental, 2(1), pp. 130-137.
Sari, T. I. & Rosyidah, R., 2020. PENGARUH BODY SHAMING TERHADAP KECENDERUNGAN ANOREXIA NERVOSA PADA REMAJA PEREMPUAN DI SURABAYA. PERSONIFIKASI, 11(2), pp. 202-217.
Wulandari, A. 2014. KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN REMAJA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP MASALAH KESEHATAN DAN KEPERAWATANNYA. Jurnal Keperwatan Anak, 2(1), pp. 39-43.
Virgandiri, dkk. 2018. RELATIONSHIP OF BODY IMAGE WITH EATING DISORDER IN FEMALE ADOLESCENT. Journal of Nursing Science, 8(1), pp. 53-59.Â
Ratnawati, V., 2012. Percaya diri, body image dan kecenderungan anorexia nervosa pada remaja putri. Persona: Jurnal Psikologi Indonesia, 1(2), pp. 130-142.
Setyawati, V.A.V. dan Setyowati, M. 2015. Karakter gizi remaja putri urban dan rural di provinsi Jawa Tengah. KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 11(1), pp. 43-52.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H