"Bukan aku tak memaafkan, tetapi aku tak akan bisa melupakan.." bisikku dalam hati.
Aku bukan seorang pendendam. Tetapi jika sudah tak bisa untuk bersikap manis kepada seseorang yang telah mengabaikan ku.
"Nikah yuk, dik.." ajakmu saat itu.
Dengan kepercayaan penuh aku menerima ajakan itu. Dan singkat cerita, kisah itu kita mulai.
Aku berharap diratukan olehmu. Bukan dengan harta, tetapi dengan ketulusan darimu. Tetapi semua tak seperti yang ku inginkan.
Aku mencoba mengerti keadaanmu dan mengabaikan bagaimana dengan diriku. Benar kata orang, orang yang paling kamu cintai maka akan berpotensi menyakiti lebih banyak.Â
Aku mencoba selalu bertahan hidup bersama dengan segala kekuranganmu dan kekuranganku. Tetapi ternyata tak ku dapatkan hal yang sama darimu.
***
Banyak pesan-pesan darimu setelah perpisahan terjadi. Setidaknya satu bulan sekali ku baca. Terkadang ku balas dengan singkat. Dan lebih sering tak ku balas.
Penyesalan yang sering kau ungkapkan tiada artinya lagi. Baik itu untukmu, apalagi untukku. Tetapi ada banyak hal yang dapat ku petik dari hal yang ku alami.
#Kisah ini hanyalah cerita fiktif belaka. Jika ada kesamaan cerita, maka abaikan saja. Hehe.