Mohon tunggu...
Zahrotul Mutoharoh
Zahrotul Mutoharoh Mohon Tunggu... Guru - Semua orang adalah guruku

Guru pertamaku adalah ibu dan bapakku

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Untuk Wanita Hebatku

27 Desember 2023   16:25 Diperbarui: 27 Desember 2023   16:29 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tersenyumlah jika perlu. Sebuah kalimat terngiang di telingaku. Kata-kata yang pernah diucapkan oleh perempuan kesayanganku. Ibuku, yang telah lama tiada.

Kata-kata yang diucapkan saat rapuhku. Meski tak semua hal ku ungkapkan kepada ibuku semasa hidupnya. Tetapi, kata orang, seorang ibu akan mampu membaca kata hati buah hatinya. Meski tak pernah diungkapkan kepadanya.

Hingga kini, hanya kalimat itu yang mampu menemaniku. Menguatkan hatiku. Ya, hanya senyum yang bisa dilakukan. Menghadapi hidup yang tak selamanya indah.

Jangan lupakan Dia yang menciptakan kebahagiaan. Dekatkan hati kepada-Nya. Tanpa menunggu harus terpuruk. Tanpa menunggu kamu menangis sedih.

Dia akan dekat denganmu. Jika kamu mengingat-Nya di saat bahagiamu. Biarkan hati terus terisi. Dengan nama-Nya.

Teruntuk engkau wanita terhebatku. Semoga engkau senantiasa diberikan limpahan rahmat-Nya di sana. Menikmati kebahagiaan. Dari kebaikanmu dan kecintaanmu kepada Tuhanmu dan sesamamu. Aamiin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun