Mohon tunggu...
Zahrotul Mutoharoh
Zahrotul Mutoharoh Mohon Tunggu... Guru - Semua orang adalah guruku

Guru pertamaku adalah ibu dan bapakku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ledekan Teman Kelasku

20 Juni 2022   20:40 Diperbarui: 20 Juni 2022   20:48 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nis, weeeekkkk...", ledek Seto kepadaku sambil menjulurkan lidahnya. Seperti biasanya.

Seto ini teman sekelasku. Dia selalu usil padaku. Aku sering diledek dan dibully. Dan kalau sudah seperti ini, langsung keluar marahku.

"Kamu tu usil banget..", teriakku.

Dan seperti biasanya, Seto selalu tertawa terbahak-bahak melihatku marah-marah. Dan bahkan ledekannya semakin menjadi kalau aku sudah marah-marah.

"Nis, tidak usah ditanggepi si Seto...", kata bu Ratna kepadaku.

Bu Ratna ini guru kelasku di kelas enam ini. Bu Ratna guru yang baik untuk kami. Selalu memberikan nasihat untuk semua muridnya.

"Tapi Seto nakal, bu..", sahutku.

Sebenarnya nasihat agar aku tak menanggapi Seto juga ku dapat dari ibu, mbah kakung dan bulikku. Tapi aku bener-bener tak bisa menahan diri begitu melihat Seto.

***

"Bu, alhamdulillah nilai ASPD-ku tertinggi di sekolah..", laporku kepada ibu.

Ibu tersenyum mendengar ucapanku. Aku tahu ibuku sebenarnya sudah tahu hasil ASPD-ku karena tadi ibu datang ke sekolah untuk menerima pengumuman kelulusanku. Hehe.

Ku lihat ibuku bangga kepadaku. Binar matanya menunjukkan itu. Senyum merekah dari bibirnya. Aku yakin bapak, simbah dan bulikku juga bangga kepadaku.

"Nah, kalau kamu rajin belajar, kamu akan mendapat hasil yang memuaskan kan, Nis?", kata ibu setengah bertanya.

Ku anggukkan kepalaku. Memang untuk persiapan ujian ASPD aku diles ibuku sendiri. Dan aku sering mengerjakan soal-soal ujian yang dibelikan ibu.

"Teman-temanku tadi ngucapin selamat kepada aku juga, bu.. Aku seneng banget..", ceritaku lagi.

"Alhamdulillah si Seto juga ngucapin selamat untuk aku, bu.. Tidak meledek lagi seperti biasanya..", lanjutku menceritakan.

Ya, memang si Seto tadi bersikap tak seperti biasanya. Tak membully aku. 

"Alhamdulillah, Nis.. Dengan kamu berprestasi, kamu bisa menunjukkan kalau kamu bisa lebih baik dari teman-temanmu. Khususnya Seto.. Iya, kan?", kata ibu.

"Iya, bu.. Dia tidak berani meledekku tadi.. Hehe...", sahutku.

"Nah, makanya kamu harus menunjukkan bahwa kamu bisa menjadi yang terbaik. Termasuk juga dalam bersikap. Jangan mudah marah-marah kalau diledek teman. Diemin saja.. Nanti yang meledek kamu akan berhenti ngebully kamu dengan sendirinya..", lanjut ibu menasihatiku.

Ku anggukkan kepalaku. Dan aku berjanji akan selalu rajin belajar, baik belajar dalam pengetahuan maupun dalam bersikap dengan teman-temanku. 

Branjang, 20 Juni 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun