"Ayahmu repot, nak.. Harus kerja..", jawab nenek.
Ya, sudah ku duga jawaban itu yang akan ku dengar dari nenekku.
"Aku ingin seperti teman-temanku, nek. Tinggal bareng ayah dan ibu. Juga seperti dik Umar dan Brina..", kataku lagi.
Ku lihat nenek menghela nafas.Â
"Ya, nanti nenek bilang ayahmu nak..".
***
Akhirnya setiap hari Sabtu dan Minggu aku tinggal di kosnya ayah.
"Yah, kenapa di Akta Kelahiran nama ibuku Indah Kartika? Kenapa bukan Intan Permata?", tanyaku penuh selidik.
Ayah terdiam. Lalu duduk di depanku dan menatapku.
"Ya, dia ibu yang melahirkanmu nak.."
Kemudian ku dengar ayah menceritakan tentang ibu. Tentang perpisahannya dengan ibu. Dan banyak lagi.