Mohon tunggu...
Zahrotul Mutoharoh
Zahrotul Mutoharoh Mohon Tunggu... Guru - Semua orang adalah guruku

Guru pertamaku adalah ibu dan bapakku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mengenal Ketik Braille

11 Maret 2022   02:27 Diperbarui: 11 Maret 2022   02:29 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Selasa

"Bu, ada titipan dari ibu..", kataku kepada bu Mira.

"Titipan apa, Sa?", tanya bu Mira kepadaku.

Segera aku menyerahkan bingkisan untuk guruku. Satu kantong plastik tahu bakso buatan ibuku. Biar bu Mira bisa mengicipi sedikit. Sekalian promosi sih. Hehe.

"Diaturke terima kasih untuk ibu ya, Sa..", kata bu Mira seraya menerima.

Ku iyakan perkataan bu Mira. Ya, seusai sekolah aku sering bercerita kepada ibu tentang bu Mira yang selalu memberikan snack untuk aku dan teman-teman. Hampir setiap hari. Kadang dua snack ringan. Kadang satu snack ringan.

"Ini sudah dikasih ke bu Mira, kan? Sekarang bu Mira bagi untuk kalian juga ya..", kata bu Mira.

Elsa, Sintia dan Saskya diberi satu-satu. Aku juga. Hehe.

"InsyaAllah kapan-kapan bu Mira mesen tahu bakso ke ibumu ya, Sa.. pesennya langsung saja..", kata bu Mira.

"Nggih, bu..", jawabku.

***

Masih hari Selasa.

"Seperti ini yang namanya ketik braille..", kata bu Mira.

Bu Mira mengenalkan kepada kami berempat tentang ketik braille. Bentuknya unik. Kata bu Mira harganya mahal. Sepuluh jutaan kurang lebih. Angka yang wow banget. 

"Alat pembelajaran untuk anak tunanetra memang mahal. Karena tidak ada di setiap toko peralatan tulis..", terang bu Mira.

Kemudian bu Mira memberikan waktu tiga puluh menit kepada masing-masing kami untuk mencoba mengetik. Bu Mira menunjukkan cara penggunaannya.

Tuts ada enam. Sebelah kanan ada tiga. Dan sebelah kiri ada tiga. Diantaranya ada tuts spasi. Setiap tuts ternyata mewakili titik-titik yang akan membentuk huruf. 

Aku sebagai orang kedua yang mempelajarinya merasakan kagok juga. Karena aku harus mengingat titik-titik huruf seraya mengingat titik-titik pada tuts. 

Agak sulit memang. Mungkin karena pertama kali untukku sih. Tetapi teman-temanku juga merasakan hal yang sama. 

Oh iya, ketika mengetik, jemari harus kuat dalam menekan tuts-tutsnya. Karena jika tidak dengan kuat maka tidak akan muncul hasil ketikannya.

Pada kali ini kami diberikan tugas untuk mengetik huruf a hingga z. Jangan tanya hasil ketikannya. Belum benar semua. Hehe.

"Tidak apa-apa. Yang penting kalian belajar mempergunakan ketik braille ini. Besok kita lanjutkan lagi..", kata bu Mira.

Jujur, kami sangat senang bisa mengenal ketik braille dan belajar mengetik huruf braille dengan alat ini. Dan tugas untukku dan teman-teman adalah menghafalkan gerak jemari kami untuk mewakili huruf-huruf braille. Sehingga besok kami akan lebih mudah dalam mengetik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun