***
Masih hari Selasa.
"Seperti ini yang namanya ketik braille..", kata bu Mira.
Bu Mira mengenalkan kepada kami berempat tentang ketik braille. Bentuknya unik. Kata bu Mira harganya mahal. Sepuluh jutaan kurang lebih. Angka yang wow banget.Â
"Alat pembelajaran untuk anak tunanetra memang mahal. Karena tidak ada di setiap toko peralatan tulis..", terang bu Mira.
Kemudian bu Mira memberikan waktu tiga puluh menit kepada masing-masing kami untuk mencoba mengetik. Bu Mira menunjukkan cara penggunaannya.
Tuts ada enam. Sebelah kanan ada tiga. Dan sebelah kiri ada tiga. Diantaranya ada tuts spasi. Setiap tuts ternyata mewakili titik-titik yang akan membentuk huruf.Â
Aku sebagai orang kedua yang mempelajarinya merasakan kagok juga. Karena aku harus mengingat titik-titik huruf seraya mengingat titik-titik pada tuts.Â
Agak sulit memang. Mungkin karena pertama kali untukku sih. Tetapi teman-temanku juga merasakan hal yang sama.Â
Oh iya, ketika mengetik, jemari harus kuat dalam menekan tuts-tutsnya. Karena jika tidak dengan kuat maka tidak akan muncul hasil ketikannya.
Pada kali ini kami diberikan tugas untuk mengetik huruf a hingga z. Jangan tanya hasil ketikannya. Belum benar semua. Hehe.