Mohon tunggu...
Zahrotul Mutoharoh
Zahrotul Mutoharoh Mohon Tunggu... Guru - Semua orang adalah guruku

Guru pertamaku adalah ibu dan bapakku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Belajar di Rumah Lagi

10 Maret 2022   04:34 Diperbarui: 10 Maret 2022   04:38 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rabu, sore hari..

Aku tertegun mendengar sebuah informasi dari ibuku. Informasi yng berasal dari sekolahan. Informasi itu disampaikan melalui grup wali satu sekolah.

"Lahhh, kok belajar di rumah lagi..", kataku dengan agak sebal.

Bagaimana tidak sebel, setelah beberapa bulan tatap muka di sekolah aku bisa merasakan bagaimana suasana belajar. Suasana yang ku rindukan selama dua tahun ini.

"Ini ada surat edarannya, Sa..", kata ibu.

"Di Jogja sekarang level 4 lagi. Jadi, mau tak mau ya harus belajar di rumah lagi..", lanjut ibu.

"Ahhh.. Baru berapa bulan bisa belajar di sekolah.. Kan aku bener-bener bisa belajar dengan sungguh-sungguh, bu.. Ada yang menjelaskan materi secara langsung..", gerutuku.

Ya, memang belajar di rumah akan menjadi kesulitan bagiku yang tunanetra ini. Bapak dan ibu tidak bisa membaca dan menulis huruf braille. Kakakku juga. 

***

Rabu, malam harinya..

"Bu, saya belajarnya gimana ya?"

Ku beranikan diri mengirim pesan kepada bu Mira melalui aplikasi whatsapp. Ya, alhamdulillah aku sudah bisa mempergunakan handphone untuk berkomunikasi. Aku diajari oleh pak Rahmat, salah satu guruku juga.

Ku tunggu jawaban dari bu Mira. Bu Mira ini guru di kelasku. Beliau orang yang baik. Ketika belajar di kelas sering diajak bergurau. Tetapi tetap serius ketika belajar.

"Kamu belajar di rumah mulai tanggal 10 Maret 2022 ini ya, Sa.. Maklum karena keadaan. Dan sekolah harus melaksanakan yang tertulis pada edaran dari Dinas Dikpora. Jika tidak melaksanakan maka akan menjadi kesalahan..", jawab bu Mira.

"Materi-materi akan bu Mira kirim melalui grup orangtua kalian, ya.. Nanti kalau ada kesulitan boleh bertanya langsung kepada bu Mira..", lanjut bu Mira.

***

Keesokan harinya..

Ku terima materi dari bu Mira pada sore hari. Sebenarnya sih diberikan pagi hari. Tetapi karena ibu dan bapak bekerja, maka materi bisa sampai kepadaku ketika sore hari.

Inilah yang menjadi salah satu tidak enaknya belajar di rumah. Tidak bisa langsung mendapat materi karena kesibukan orangtua kami.

Selain itu jika ada materi yang tidak kami ketahui. Ibu dan bapak kadang juga tidak tahu jaeaban dari tugas yang diberikan. Dan juga ibu dan bapak tidak bisa memantau langsung tulisanku benar atau tidak.

Ah, ini baru satu hari merasakan belajar di rumah. Tetapi sudah merasakan galau.

"Ya harus dijalani, Sa. Tentu semua tidak menginginkan ini terjadi.. Kita berdoa saja, semoga keadaan segera membaik dan kamu bisa belajar di sekolah lagi..", kata ibu.

Ya, yang bisa aku lakukan hanyalah berusaha mempelajari materi dari bu Mira dari rumah. Dan berdoa semoga virus covid-19 segera enyah dari muka bumi. Sehingga aku dan teman-teman bisa belajar dengan nyaman di sekolah. Aamiin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun