Mohon tunggu...
Zahrotul Mutoharoh
Zahrotul Mutoharoh Mohon Tunggu... Guru - Semua orang adalah guruku

Guru pertamaku adalah ibu dan bapakku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pentingnya Menerima dan Jujur kepada Anak Berkebutuhan Khusus

25 Februari 2022   11:59 Diperbarui: 25 Februari 2022   12:00 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap orangtua pasti menginginkan untuk memiliki buah hati yang normal, baik secara fisik maupun intelegensi. Jika ditawari maka tak satupun yang akan mau diberikan buah hati yang memiliki kekurangan.

Tetapi di lain sisi, kita tak akan pernah tahu apa yang akan terjadi dengan kehidupannya. Diberi anak yang normal-kah, atau diberikan anak yang mengalami kekurangan.

Akan lebih mudah bagi kita untuk menerima anak yang cantik, ganteng, cerdas, fisik bagus daripada menerima anak yang dengan kondisi sebaliknya. Lalu, apa yang harus dilakukan jika Tuhan memberikan keturunan yang "berkebutuhan khusus"?

1. Terima diri dan anaknya yang berkebutuhan khusus

Menerima anak yang "berkebutuhan khusus" mungkin akan lebih mudah diterima oleh orangtua yang kebetulan seorang pendidik atau tenaga kependidikan di Sekolah Luar Biasa daripada orang secara umum. Tetapi bisa jadi anggota keluarga besar tidak menerima kondisi anak.

Menanamkan untuk menerima diri sendiri (bagi orangtua) bahwa memiliki anak berkebutuhan khusus bukan hal yang mudah. Karena perasaan malu atau bahkan tidak menginginkan anaknya yang berkebutuhan khusus. 

Jika orangtua telah menerima keadaan dirinya sendiri maka akan lebih mudah menerima keadaan anaknya tersebut. Jika belum menerima keadaannya sendiri, maka akan lebih sulit menerima keadaan anaknya tersebut.

2. Jujur Kepada Diri Sendiri dan Anaknya yang Berkebutuhan Khusus

Setelah mampu menerima keadaan diri sendiri dan keberadaan anaknya yang berkebutihan khusus, maka orangtua harus mampu jujur kepada diri sendiri. Jujur bahwa anaknya memiliki kemampuan dan keunikan tersendiri dibenag kekurangannya.

Jujur bahwa anak memiliki kemampuan seperti apa dan apa yang bisa dikembangkan. Usahakan jangan memberikan harapan yang tak mungkin diperoleh anak. 

Misalkan jika memiliki anak berkebutuhan khusus tunagrahita, usahakan orangtua untk mengetahui kemampuan si anak. Jika anak tidak mampu untuk membaca, orangtua jangan memberikan harapan kepada diri sendiri dan kepada si anak bahwa anak akan bisa membaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun