Kegiatan pembelajaran tatap muka terbatas di sekolah kami, SLB Negeri 1 Gunungkidul sudah dilaksanakan sejak Senin, 20 September 2021. Tentu saja sekolah kami memperhatikan SOP pembelajaran tatap muka di sekolah.
Petugas protokol kesehatan dijadwalkan oleh pihak sekolah. Petugas pengarah cuci tangan, cek suhu tubuh, pencatat suhu tubuh, pengarah siswa menuju kelas serta petugas penjemputan siswa ketika kegiatan belajar telah usai.
Kelas ditata sedemikian rupa sehingga anak berjarak aman dengan teman lainnya. Selain itu juga dijadwal dua shift pembelajaran untuk kelas yang berbeda setiap harinya.
Petugas juga merekap siswa yang masuk dan tidak masuk per kelasnya dan per shif-nya. Setiap hari. Untuk melihat prosentase kehadiran siswa.
Pertama, siswa dan orang tua merasa senang dengan adanya PTMT ini. Karena pasti kegiatan belajar di rumah sudah membuat jenuh anak. Anak cenderung lebih manut kepada gurunya daripada orangtuanya.
Kedua, materi lebih mudah diberikan dan dipahami oleh siswa ketika pembelajaran tatap muka. Komunikasi secara langsung memang belum bisa digantikan dengan alat-alat komunikasi modern.
Ketiga, guru lebih mudah mengarahkan siswa. Selain itu tetap mengetahui perkembangan siswa-siswanya.
Keempat, pendidikan lebih menggairahkan baik untuk siswa maupun gurunya. Setelah mati suri dengan pembelajaran jarak jauh yang kurang efektif terutama untuk siswa berkebutuhan khusus seperti di sekolah kami.
Nilai Negatif atau Kekurangan PTMT
Pertama, kesulitan dalam menjaga jarak. Anak berkebutuhan khusus lebih sering kontak langsung dengan guru. Misalkan anak tunanetra. Pembelajaran mengharuskan untk berada dekat antara guru dan siswa.Â