Tanah. Adalah salah satu bentuk investasi masa depan. Tanah perkotaan menjadi incaran bagi sebagian besar orang. Karena suatu saat harga akan naik berlipat-lipat dari harga pembelian.
Di sana akan dibangun rumah, toko-toko, swalayan-swalayan, mall-mall dan bangunan mewah lainnya. Menggiurkan pastinya.Â
Dan kebanyakan tak akan pernah memikirkan membeli tanah untuk pertanian atau perkebunan. Karena memang tak mudah untuk menjadi petani. Pertimbangannya bisa jadi adalah tak akan balik modal, sehingga usaha pertanian ini sudah jarang dilirik oleh kebanyakan orang. Apalagi bagi kaum muda.
Oleh karena itu tanah di perkampungan yang harga lebih murah kadang menjadi pilihan terakhir. Untuk apa pula membeli tanah di kampung.
Investasi Tanah Tegalan
Beberapa waktu yang lalu, ada saudara yang berniat menjual sebidang tanah tegalan. Biasanya sih diolah oleh ibu semasa masih hidup dan adiknya ibu. Ditanami kacang tanah, kacang kedelai, jagung dan kacang panjang.
Dimulai dari mencangkul tanah, diberi pupuk, mengairi, ditanami hingga panen. Saya pernah ikut merasakan semuanya. Berat pastinya. Apalagi dari cerita-cerita ibu dahulu kala dan juga cerita bulik, kadang modal untuk menanam lebih besar daripada harga penjualan panenan.
Oh iya, lanjut kepada niat saudara yang akan menjual tanah tegalan miliknya. Akhirnya sesuai kesepakatan, saya akhirnya membeli tanah itu. Saya berpikir untuk investasi. Mungkin suatu saat nanti ketika saya pensiun, saya akan bertani di tegalan ini.Â
Investasi Tanah Persawahan
Tanah kedua yang saya beli dari saudara saya yang sekarang sudah menetap di Kalimantan, berupa sebidang tanah persawahan. Pemikiran saya saat membeli tanah tersebut selain agar tak jatuh kepada orang selain keluarga, juga agar suatu saat saya akan menanam padi setelah pensiun. Tak hanya menanam di tegalan saja. Pemikiran yang sederhana sebenarnya.Â
Saat ini kedua bidang tanah itu diolah oleh bulik dan tetangga. Tentu saja dengan perjanjian dan kesepakatan. Saya mempercayakannya kepada bulik.
Mengapa saya membeli tanah tegalan dan tanah persawahan?
Pertama, tujuan membeli tanah ini adalah untuk kegiatan di masa depan nantinya setelah pensiun.
Kedua, tetap mengembangkan warisan dari sesepuh yang bermata pencaharian sebagai petani.Â
Ketiga, salah satu upaya untuk mencukupi kebutuhan pangan karena mungkin akan semakin banyak yang tak tertarik dengan bidang ini.
Keempat, selain itu saya bisa mempekerjakan orang sekitar untuk membantu saya mengolah tanah tegalan itu. Membuka lowongan pekerjaan dalam jumlah terbatas. Karena orang desa pasti masih mengandalkan sebagai pekerja seperti ini.
Mungkin tak akan mendapat keuntungan besar, tetapi akan memberikan dampak yang lumayan untuk orang sekitar saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H