Aku Danang. Aku kelas empat. Aku senang bersepeda. Ayah dan ibuku sudah tidak bersama lagi. Aku ikut ayah. Entah karena apa. Aku tidak tahu.
Setahuku, ayahku dan simbahku yang menyekolahkanku. Selalu mengantar dan menjemputku di sekolahan.Â
Aku sering diajak ayah untuk melihat video tentara atau polisi di rumah. Oh iya, simbah kakungku adalah seorang pensiunan tentara. Jadi simbah juga sering menceritakan pengalamannya menjadi tentara.Â
Sementara ayahku seorang guru. Ia mengajar di sebuah Sekolah Dasar. Tapi aku tidak bersekolah di tempat kerja ayahku.
***
"Gigimu kok seperti ini, Nang.. Nanti tidak bisa menjadi tentara.. Tidak bisa menjadi polisi..".
Kalimat itu sering ku dengar dari mulut ayahku. Apalagi di saat ayahku mengecek gigiku secara rutin. Aku hanya diam saja. Bagaimana aku akan bilang sama ayahku?
Ayahku selalu bercerita tentang keinginan ayah dulu yang bercita-cita menjadi tentara. Tetapi karena keadaan, ayah tidak lolos.Â
Dan ketika ayah memperlihatkan photo mbah kakungku yang dulu memakai seragam tentara, ayah selalu bilang kepadaku, agar aku bisa menjadi tentara.
Jujur aku bercita-cita menjadi guru. Entahlah. Aku melihat guruku di kelas sangat asyik menjelaskan kepada kami, murid-muridnya. Tapi aku takut bilang kepada ayahku. Aku takut ayah marah.