Beliau tidak sendiri. Ada beberapa senior saya yang tetap mengabdikan diri untuk dunia anak istimewa ini. Ada pak Sukiran, bu Sutarti dan pak Sunarta. Pak Sukiran masih mendedikasikan diri di kecamatan Semanu. Bu Sutarti di Semin. Dan pak Sunarta di Karangmojo.
Dengan segala keterbatasan beliau-beliau yang sudah sepuh dan kemampuan IT-nya yang terbatas, mereka secara tidak langsung memberikan motivasi kepada kami.Â
Bahwa ketulusan itu penting untuk mengabdi di dunia istimewa ini. Karena apa lagi yang dicari? Gaji? Tentu saja tak sebanyak ketika beliau-beliau belum pensiun. Bahkan dibanding uang pensiun per-bulannya tentu saja jauh dari itu.Â
Karena mereka lebih memikirkan bagaimana cara agar masyarakat menerima anak berkebutuhan khusus. Mereka tentu lebih puas dengan penerimaan orang-orang awam kepada anak berkebutuhan khusus ini.
Semoga kami yang muda akan lebih banyak belajar tentang arti mengabdi yang sesungguhnya dari beliau-beliau. Belajar dari semangat beliau-beliau agar anak-anak berkebutuhan khusus ini tidak akan dipandang sebelah mata lagi oleh kebanyakan orang.