Mohon tunggu...
Zahrotul Mutoharoh
Zahrotul Mutoharoh Mohon Tunggu... Guru - Semua orang adalah guruku

Guru pertamaku adalah ibu dan bapakku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bahan Makanan untuk Sahabat

22 Juni 2021   14:46 Diperbarui: 22 Juni 2021   14:56 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bu, tadi pas tatap muka di sekolah kami diberitahu sama bu guru. Bapaknya Nadya kena covid. Sekarang karantina bersama orang-orang yang kena covid.. ", ceritaku kepada ibu saat aku tina di rumah.

"Nadya dan ibunya negatif covid. Tapi harus karantina di rumah karena kontak langsung dengan bapaknya..", lanjutku.

Eh iya, namaku Rania. Ya.. Hari ini tadi, jadwal tatap muka di kelasku. Ada lima anak yang dijadwalkan masuk setiap pertemuan. 

"Kasihan, bu.. Mereka makannya gimana ya, bu?", lanjutku lagi.

Ibu memperhatikan ceritaku.

"Rumahnya di mana, Ran?", tanya ibu.

"Deket warung itu lho, bu.. Warung bu Murni..", jawabku.

Ibu mengangguk mengerti.

"Katanya mereka kurang sayuran, bu.. sama buah-buahan..", ceritaku lagi.

"Lalu?", tanya ibu ingin tahu kelanjutan ceritaku.

"Gimana kalau kita bantu kasih sayur-sayuran dan buah, bu?", usulku.

"Baik.. Ibu setuju.. Sekarang ayo kita petik bayam dibelakang rumah.. Ibu masih punya tomat, wortel  dan kacang panjang di kulkas.. Kalau buah, di kulkas masih ada buah semangka.. Nanti kita antar ke rumah Nadya.. Gimana? Kamu mau?", ucap ibu.

"Mau, bu...", sahutku.

Dalam hati aku senang akan membantu sahabtku dan keluarganya. Meski hanya berupa sayur-sayuran dan semangka.

***

"Kamu beritahu Nadya kalau kita nanti sore akan mengirim bahan makanan ya, Ran.. Ini handphone ibu..", kata ibu.

"Siap, bu..", kataku.

Ku ambil handphone ibu dan ku kirim pesan lewat whatsapp.

"Bu, katanya nanti di suruh naruh di pagar saja.. Dan Nadya sama ibunya mengucapkan terimakasih ini, bu..", kataku setelah berkirim pesan dengan Nadya.

"Oke, nanti kita ke sana.. Jangan lupa memakai masker dan bawa handsanitizer..", kata ibu kepadaku.

"Dan setelah sampai rumah, kita mandi yang bersih.. Pakaian langsung dicuci di mesin cuci. Biar kita terhindar dari covid..", lanjut ibu menjelaskan yang harus dilakukan nanti.

***

Sore harinya.

Aku dan ibu sudah berdiri di depan gerbang rumah Nadya. Segera ku letakkan plastik berisi sayur-sayuran dan buah semangka.

Lalu aku kirim pesan untuk Nadya.

"Nad, ini sudah aku cantelkan di pagar rumahmu, ya..", pesanku untuk Nadia.

" Baik, Ran. Nanti aku ambil ya.. Terimakasih sekali lagi untuk kamu dan ibumu. Salam untuk ibu. Semoga kalian sehat selalu. Aamiin..", balasan pesan dari Nadya.

"Aamiin.. Semoga kamu dan ibumu juga selalu sehat.. Dan ayahmu segera negatif covid..", pesan balasanku.

"Aku langsung pulang sama ibuku ya, Nad.. Salam untuk ibumu..", pesan balasanku lagi.

"Terimakasih, Rania..", pesan Nadya.

Alhamdulillah.. Aku dan ibu segera mengambil handsanitizer. Kemudian menyemprotkan ke tangan.

Setelah itu kami pulang. Dan harus segera mandi sebersih-bersihnya. Pakaian juga harus segera kami cuci. Sehingga terhindar dari covid 19.

#protokol kesehatan

#semoga segera berlalu

#covid 19

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun