Mohon tunggu...
Zahrotul Mutoharoh
Zahrotul Mutoharoh Mohon Tunggu... Guru - Semua orang adalah guruku

Guru pertamaku adalah ibu dan bapakku

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bapak Penggergaji Batu

6 Februari 2021   07:14 Diperbarui: 6 Februari 2021   07:41 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri. Bapak penggergaji berdiri di belakang.

Beberapa waktu yang lalu saya dan kakak saya nekat pergi ke pantai. Pantai baru di kabupaten Gunungkidul. Tentu saja kami tidak lupa dengan protokol kesehatan. Memakai masker dan juga membawa handsanitizer.

Di salah satu sudut hiruk pikuk wisatawan yang tengah menunggu antrean photo di salah satu spot photo, saya melihat seorang laki-laki yang asyik menggergaji sebuah batu. Ya, memang pantai baru itu masih berbenah. Masih dalam tahap penyempurnaan pembangunan.

Di bawah terik matahari, bapak itu menikmati pekerjaannya. Sungguh berat untuk mencari sesuap nasi. Saya yakin bapak itu tangannya bisa lecet-lecet karena menggergaji banyak batu. Karena saya melihat bapak itu melindungi tangannya dengan memasang kertas atau kain pada gergaji.

Bapak itu tidak peduli dengan semua wisatawan yang tengah menikmati indahnya laut dan spot-spot menarik lainnya. Tidak peduli akan diperhatikan dan dianggap sepele oleh wisatawan. 

Hingga akhirnya saya bicara pada kakak saya.

"Mesakke banget. Panas-panas nggergaji watu..", kataku saat itu.

Kakakku yang sebelumnya tidak begitu memperhatikan, sejurus kemudian ikut memandang bapak itu dari tempat kami duduk. Bapak itu pasti tidak merasa kami perhatikan.

"Ndah abote ya..", lanjutku.

Kakakku mengiyakan perkataanku. 

"Angel gak ya nggergaji watu kaya ngono..", timpal kakakku.

"Ya tanya bapake saja. Karo nyoba ngrasakke, mbak..", kataku.

Kakakku tertarik dengan ide ini. Kemudian menuju ke tempat bapak itu menggergaji. Ku lihat dari kejauhan mereka berbincang sedikit. Lalu ku lihat kakakku mencoba pekerjaan bapak itu. Ternyata bapak itu mengijinkan kakakku mencoba menggergaji batu itu.

Dari tempatku duduk, aku memphoto kegiatan kakakku. Lalu aku mendekat untuk mendapat photo yang lebih jelas.

***

Ada banyak hal yang dapat dinikmati dari bepergian ke pantai. Menikmati keindahan alamnya tentu saja. Photo-photo juga pasti.

Selain itu, ada pelajaran berharga dari perjalanan bepergian ke pantai kali ini. Pelajaran yang lebih menggugah rasa syukur. Bersyukur karena diberikan rezeki yang lebih mudah dari bapak itu.

Bapak itu saja sangat menikmati pekerjaan yang menyokong rezekinya, apalagi yang diberikan kemudahan lebih dari bapak itu. Tidak bekerja di bawah terik matahari. Tidak mengeluarkan banyak tenaga.

Terimakasih bapak penggergaji batu. Karena telah memberikan makna dari kunjungan kami ke pantai waktu itu. Semoga Allah memberikan kesehatan, kebahagian dan rezeki yang barakah. Aamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun