Terlihat kelas sangat rapi. Hanya saja di sana ternyata masih menggunakan meja dan dingklik panjang. Model jaman dahulu banget.
"Wahhh.. sudah lama saya tidak melihat bentuk meja dan dingklik panjang seperti ini", kata bapaknya Nanda sambil tersenyum.
Nanda hanya diam memperhatikan seisi ruang kelas barunya yang sama sekali tidak baru. Semua barang kuno.
***
"Dulu bapak waktu masih sekolah ya memakai meja dan dingklik panjang seperti di sekolah tadi, Nda..", kata bapaknya Nanda lagi.
"Tapi bapak dan teman-teman semangat sekali untuk belajar. Bapak bisa pintar dan bekerja seperti sekarang ya karena salah satunya belajar tidak memilih sekolah yang harus bagus..", sambungnya.Â
Bapak tahu kalau Nanda tidak nyaman dengan keadaan sekolah barunya. Makanya memberikan banyak masukan untuk Nanda.Â
Nanda mengangguk. Nanda sendiri juga maklum, karena sekolah terdekat hanya sekolah ini.
"Berprestasinya dan berhasilnya kita tidak hanya tergantung pada sekolah dimana, Nda. Tapi karena keinginan untuk selalu belajar dan belajar. Termasuk belajar "rekoso". Anggap saja ini sedikit belajar "rekoso", Nda..", lanjut bapaknya.
Sebenarnya kalau mau, bapak pasti menyekolahkan Nanda di sekolah favorit dan membayar mahal. Tapi itu tidak dilakukan bapak.
***