Mohon tunggu...
Zahroul Fikri
Zahroul Fikri Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

anak ilmu komunikasi-C fakultas ilmu sosial dan humaniora (FISHUM) uin sunan kalijaga 2013/2014

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Jangan Rusak Masa Depanku - literasi media

25 Desember 2013   22:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:29 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teknologi memang telah berkembang dengan sangat cepatnya. Banyak negara-negara yang berlomba-lomba mengeluarkan berbagai macam jenis teknologi dan kecanggihanya. Persainganpun juga sangat ketat. Mereka mengelurkan dengan keunggulan-keunggulan dan kecanggihan produk masing-masing. Sama halnya dengan kemunculan produk-produk terbaru, terutama dalam produk televisi. Produk biasanya menampilkan beberapa keunggulan-keunggulannya.

sumber : http://saadrobbani.blogspot.com/2013/10/kebobrokan-moral-bangsa-akibat-tayangan.html

Kehadiran televisi juga harus di perhitungkan karena bisa kita lihat di sekitar lingkungan kita, hampir setiap rumah ada televisi, tak memandang orang itu kaya atau miskin dan kadang-kadang juga setiap rumah tak hanya mempunyai satu televisi saja, bagi para orang kaya biasanya setiap kamar di pasang televisi sendiri. Dan menonton televisi itu sendiri merupakan rutinitas dan bahkan dapat di katakan wajib yang ada dalam jadwal kegiatan sehari-hari.

Pada dasarnya konsep media itu sendiri yaitu seperti dua mata uang yaitu sisi negatif dan sisi positif. Media massa sendiri ada juga media cetak maupun media elektronik. Media massa itu sendiri, baik cetak maupun elektronik menyajikan dan memenuhi kebutuhan khalayak akan informasi dan hiburan sehingga menyajikan kejadian langsung tentang kejadian dalam kehidupan sehari-hari. Tapi yang sering mengalami dampak negatif yaitu media elektronik, terutama televisi. Kehadiran-kehadiran stasiun (chanel-chenal) dalam stasiun televisi memiliki dampak negatif dan dampak positifnya. Tak dapat di pungkiri juga, banyak stasiun-stasiun televisi yang menayangkan tayangan-tayangan yang tak memiliki unsur edukasi.

Para produser televisi, mereka hanya memandang nilai jualnya saja, seharusnya mereka memperhatikan unsur-unsur yang terkandung yang layak di tayangkan. Tak dapat di pungkiri juga, banyak acara-acara dalam stasiun televisi yang meresahkan masyarakat umum, terutama terhadap dampak negatif yang di lihat oleh anak-anak di bawah umur karena mereka belum bisa memilih acara-acara televisi yang layak dilihatnya dan dapat juga di tiru oleh anak-anak. Tak dapat di pungkiri juga, banyak kartun-kartun justru tak sadar menayangkan unsur-unsur yang tak wajar bagi anak-anak, misalnya kekerasan, berkelahi (perang), unsur sex dan pornografi, dan lain-lain. Dan anak-anak yang masih kecil yang masih meniru hal-hal yang dilihatnya kadang-kadang juga bisa menirunya.

13879825411172602449
13879825411172602449

sumber :

http://ada-hari.blogspot.com/2010/07/25-juli-2010-hari-tanpa-tv.html

Banyak juga persepsi yang salah yang di tangkap saat menonton televisi bersama-sama keluarga. Biasanya justru para orang dewasa yang tak melihat unsur mendidik yang dilihatnya, misalnya acara berita terutama berita kriminal yang biasanya banyak unsur pelangaran etika, gosip atau infotaimen yang biasanya menonjolkan unsur sensasionalnya,acara komedi, reality show yang berlebihan yang dalam acara-acara tersebut ada unsur yang tak wajar, seperti marah-marah, kekerasan, berantem. Mereka hanya melihat unsur penghiburnya saja, tak memandang apakah acara tersebut layak di lihat oleh semua orang dalam keluarga tersebut, terutama anak-anak.

Sudah saatnya, kita untuk menolak dan mengatakan ‘’TIDAK’’ menonton televisi. Tontonanlah yang tak bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi para ‘’penerus bangsa’’. Dan sangat baik bagi para instansi-intansi dalam stasiun televisi dalam menyajikan dan yang paling di tunggu-tunggu dalam menerapkan unsur acara yang mendidik dan bermanfaat yaitu dengan menayangkan acara-acara dalam stasiun televisi yang khusus dan layak di sajikan bagi anak-anak dan para remaja (anak sekolah). Seharunya orang dewasa juga mengajarkan dan memilih-milih program acara-acara yang baik di tontonya dan yang layak di tontonkan untuk para anak-anak. Maka, dimulai dari diri kita sendiri yang memilih acara yang di tonton dengan tontonan yang bermanfaat dan mengandung nilai edukasi, dan kita juga seharunya mengurangi jam menonton kita. Sebaiknya, kita menonton televisi tak lebih dari satu jam.

Para prodeser acara televisi yang kurang bermutu, jika para masyarakat sadar tak baik menonton acara-acara yang tak baik, maka lambat laun acara-acara atau stasiun televisi tersebut akan bangkrut karena jarang adanya yang menonton, dan akan mengganti dengan acara-acara yang bermanfaat. Dan seharusnya bagi instansi pemerintah harus melalukan tindakan dan wujud yang nyata bagi perlindungan masyarakat dalam dampak-dampak yang di sajikan media, baik media cetak dan elektronik, terutama media televisi yang sangat di gemari para masyarakat, terutama masyarakat perkampungan dan pelosok, karena dengan televisi tersebut adalah satu-satunya hiburan yang disajikan, karena tak mengeluarkan uang yang banyak. Dan seharusnya televisi itu sendiri merupakan media sumber belajar dan harus menegaskan merungangi jam tayang. Seharusnya juga, pemerintah harus mengadakan program yang bermutu dan bermanfat dengan menggantikan kebiasaan menonton televisi dengan kegiatan yang lainnya, misalnya memberikan mobil perpustakaan keliling.

Jam belajar dalam masyarakat juga harus di tegaskan kembali dan harus di terapkan di semua daerah-daerah, terutama daerah-daerah pelosok atau perkampungan. Dan hal yang sangat penting bagi instansi pemerintah juga mengadakan ‘’SOSIALISASI’’ kepada masyarakat tentang bahaya menonton televisi yang berlebihan dan tak bermanfaat.

Berikut ini berbagai bahaya menonton televisi terlalu lama bagi kesehatan ( http://www.rohultoday.com/kesehatan/6-bahaya-menonton-televisi-terlalu-lama-bagi-kesehatan.html

  1. Memicu Meningkatnya Resiko Penyakit Jantung. Melihat televisi terlalu lama (lebih dari 4 jam sehari) dapat menyebabka masalah atau penyakit pada organ jantung. Ini dikarenakan, saat seseorang menonton televisi, maka tubuhnya sedikit sekali bergerak dalam waktu yang relatif lama.
  2. Jam Tidur Malam Yang Tidak Teratur. Tubuh kita membutuhkan waktu istirahat yang cukup setiap malamnya untuk mempertahankan kesehatan tubuh itu sendiri. Membiarkan mata untuk melihat acara televisi hingga larut malam tentu akan berdampak pada menurunnya kualitas kesehatan tubuh dari hari ke hari.
  3. Memperbesar Resiko Diabetes. Berdasarkan sebuah studi yang diterbitkan oleh Journal of American Medical Association pada tahun 2003, menghasilkan bahwa resiko penyakit diabetes akan meningkat mencapai angka 14 persen, saat seseorang menonton televisi selama dua jam dalam seharinya.
  4. Penambahan Berat Badan Berlebih Atau Kegemukan. Kegemukan pada tubuh tentu memicu munculnya berbagai masalah dan gangguan kesehatan serta penyakit. Kurang aktif bergerak serta mengemil berlebih saat menonton televisi merupakan faktor pemicu obesitas atau kegemukan itu sendiri.
  5. Meningkatnya Resiko Serangan Asma. Menonton televisi dengan durasi yang lama dapat menyebabkan seseorang terserang penyakit asma. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di inggris terhadap 3000 anak, mulai usia bayi sampai dengan usia 11 tahun, menunjukkan bahwa anak-anak tersebut akam memiliki resiko menderita asma dua kali lipat saat melihat acara televisi selam dua jam atau lebih setiap hari.
  6. Menurunkan Kesehatan Organ Mata. Saat menonton acara favorit ditelevisi, organ mata akan jarang berkedip dan selalu fokus pada satu objek didepannya. Hal inilah yang akan membuat organ penglihatan akan menurun dari waktu ke waktu.

Sudah saatnya kita bijak dalam mengambil keputusan dan kita wajib mengatakan ‘’MATIKAN TV, NYALAKAN KEHIDUPAN UNTUK MASA DEPAN YANG LEBIH CERAH’’

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun