11 bulan sudah warga Gaza terdzolimi. Pembantaian demi pembantaian terus terjadi. Tangisan, rintihan, teriakan anak kecil, remaja, dewasa, hingga orang tua terus menerus terdengar. Mereka dibunuhi dengan begitu keji oleh tentara Yahudi. "Hasbunallah wani'mal wakil", kata-kata yang terus mereka tuturkan untuk menguatkan diri.Â
Ya, tidak satu negara pun di dunia ini yang berikan aksi nyata untuk membela mereka. Kaum muslimin di dunia ini yang jumlahnya begitu besar hanya mampu menjadi penonton, oengutuk, dan menyerukan perdamaian. Tapi nihil pembelaan fisik untuk menghalangi tentara Yahudi yang menikmati kematian muslim Gaza.Â
Indonesia pun yang dijuluki sebagai saudara Gaza pun sama. Hanya mampu menyeru perdamaian di kancah perdamaian internasional. Tapi tak mampu kirimkan pasukan di garda terdepan pembela muslim Gaza.Â
Padahal, sejak 1948 muslim Palestina terus dijajah dan dibantai oleh Yahudi. Perjanjian perdamaian terus menjadi solusi dari internasional untuk mendamaikan Yahudi dan Muslim di tanah yang diberkahi. Namun, hasilnya selalu merugikan kaum muslimin. Tanah kaum muslimin semakin sempit, rumah mereka dibombardir, bahkan Masjidil Aqsha saat ini telah berada di bawah kekuasaan Israel.
Astaghfirullah. Sampai kapan ini terjadi? Tidak cukupkah penderitaan saudara muslim Palestina membuat umat muslim yang jumlahnya miliaran ini tergerak? Tidak mampukah penguasa muslimin bertindak untuk membela kaum muslimin yang lain? Bukankah Allah telah berfirman, "Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara...," (TQS. Al-Hujurat:10). Selain itu Rasulullah juga bersabda, "Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri." (HR. Bukhari dan Muslim). Tidak takutlah kita akan pembalasan dari Allah atas keterdiaman ini? Tidak takutlah kita ketika nanti kaum muslimin Palestina menuntut kita di akhirat?
Halangan fisik harus dihalau dengan kekuatan fisik pula. Maka, ketika Israel berkuasa menjajah dengan bantuan sekutunya menggunakan bom dan kekuatan militer lainnya, harusnya kaum muslimin Palestina pun menghalau serangan tersebut dengan kekuatan fisik juga. Namun, mereka sendirian. Hanya Hamas yang mereka miliki yang tidak sebesar Amerika yang menjadi sekutu kuat Israel. Bahkan Israel yang begitu keji pun seperti kebal hukum setelah membantai ribuan nyawa muslim Palestina karena dia memiliki sekutu kuat, Amerika.Â
Palestina membela tanah kaum muslimin. Tanah tempat kiblat pertama muslim sedunia. Maka seharusnya, muslim sedunia pun bertindak membela mereka dengan mengirimkan tentara dan kekuatan militer lainnya. Namun faktanya, tidak demikian. Itu yang membuat Palestina terus terjajah.
Hal ini karena kaum muslimin telah terpecah belah. Bingung dengan kepentingan negaranya masing-masing. Sekat nasionalisme menjadi penghalang. Kaum muslimin pun menjadi bangsa yang lemah karena terbelah. Bahkan kekuatan negeri-negeri kaum muslimin berada di bawah kekuatan negara penjajah barat.Â
Maka dari itu, umat muslim harus bersatu dalam satu kepemimpinan. Menyatukan seluruh kekuatan hingga menjadi kaum yang tidak terkalahkan. Sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah dan dilanjutkan Khalifah setelahnya. Umat muslimin menjadi umat adidaya di dunia. Saat ada kaum muslimin yang ditindas, Khalifah akan menyerukan aktivitas jihad. Umat muslim dengan siap menyambut seruan karena tahu bahwa itu adalah ibadah utama di hadapan Allah SWT. Pendidikan Islam yang diterapkan oleh kekhilafahan melahirkan semangat juang pembela Islam dalam jiwa generasi muslim. Kaum muslimin pun akan menjadi umat mulia di dunia.
Sejarah membuktikan kekuatan militer umat Islam di masa kekhilafahan Islam. Militer Islam merupakan militer yang tak terkalahkan dan terkenal dengan kekuatan hebatnya. Jiwa mereka telah mereka berikan hanya untuk Allah semata. Pasukan militer menjadi begitu kuat karena kekuatan iman. Senjata militer terus dikembangkan dan diperbarui untuk melakukan aktivitas jihad. Mereka berperang di jalan Allah dengan dorongan keimanan. Menaati aturan perang yang ditetapkan syariat seperti tidak boleh membunuh wanita, anak-anak, dan orang yang tidak terlibat perang, tidak menghancurkan pohon, rumah sipil, dan fasilitas umum, dan aturan peperangan lain dalam Islam. Mereka berperang hanya untuk menegakkan kalimatullah, untuk menghalangi penghalang fisik dalam melihat cahaya Islam. Sehingga setelah ditaklukan, banyak penduduk di tempat yang ditaklukan masuk ke dalam Islam secara berbondong-bondong karena melihat cahaya Islam. Aktivitas seruan jihad ini hanya mampu dilakukan oleh Khalifah saat kaum muslimin berada dalam satu kepemimpinan.Â
Kekuatan militer seperti inilah yang dibutuhkan muslim Palestina. Kekuatan militer ini bisa terwujud saat kaum muslimin bersatu dalam satu kepemimpinan sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah dan dilanjutkan Khalifah setelahnya.