Mohon tunggu...
Zahrotun Nisa
Zahrotun Nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Airlangga

Zahrotun Nisa', Mahasiswi D3 Keperawatan, Fakultas Vokasi, Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengaruh Celebrity Worship terhadap Psikologis Remaja

12 Juni 2022   17:00 Diperbarui: 12 Juni 2022   17:28 1267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di zaman modern ini, banyak kita jumpai para fans garis keras dari seorang/sekelompok public figure yang terkenal. Tak sedikit orang yang mengagumi idolanya secara berlebihan, seperti saat ini yang sedang booming di kalangan masyarakat Indonesia yaitu K-Pop. Banyaknya penggemar K-Pop ini tak lepas dari fenomena meningkatnya arus atau gelombang budaya populer Korea di seluruh dunia (Korean Wave) salah satunya negara Indonesia. Korean wave ini sendiri mencakup dari berbagai hal seperti fashion, gaya hidup, kuliner, drama, musik hingga produk-produk budaya populer Korea yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Tingginya angka penggemar K-Pop di Indonesia membuat banyak brand-brand lokal sekarang yang menggunakan public figure Korea sebagai brand ambassador mereka untuk mengikat para peminat (pembeli) dan banyak kita jumpai juga street food maupun restoran yang menjual aneka menu makanan Korea.

Hal tersebut membuat para penggemar K-Pop akan melakukan segala cara untuk mendapatkan brand/barang atau apapun yang berkaitan dengan idola mereka. Mereka tak ragu untuk menghabiskan banyak waktu, uang, dan energi untuk sang idolanya. Selain itu, para penggemar juga cenderung terlalu memuja dan menjunjung tinggi idola mereka serta mengikuti fashion, gaya hidup, dan tingkah personal dari sang idola. 

Tidakkah kalian berpikir, mengapa para fans melakukan tindakan yang berlebih terhadap idolanya? Para peneliti ilmu psikologis mengatakan bahwa hal tersebut dapat merujuk ke dalam kondisi Celebrity Worship Syndrome.

Apa sih Celebrity Worship itu?

Menurut Brown (2015), Celebrity Worship merupakan suatu bentuk ketertarikan psikologis yang intens yang melibatkan menjadikan hubungan seseorang dengan idola favorit mereka sebagai fokus utama kehidupan mereka yang biasa ditandai dengan loyalitas dan kemauan untuk rela menginvestasikan waktu dan keuangan mereka kepada sang idola. 

Menurut pendapat lain oleh Wann (1995), mengemukakan bahwa Celebrity Worship adalah tindakan yang dimotivasi oleh akan kebutuhan stimulasi, harga diri, pelarian hiburan, estetika, dan afiliasi kelompok.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Celebrity Worship adalah bentuk perasaan dan tindakan seseorang terhadap seseorang  lainnya, yang beranggapan bahwa di antara mereka ada suatu hubungan khusus yang dipengaruhi beberapa hal dan mereka rela berbuat apapun terhadap sang idola.

Kategori Celebrity Worship

Celebrity Worship menurut Maltby, Giles, Barber & Mc Cutcheon (2005) membaginya ke dalam tiga kategori sebagai berikut.

1. Entertainment Social (Sosial Hiburan)

Merupakan suatu kategori Celebrity  Worship yang terendah. Dalam kategori ini, para penggemar mempunyai dorongan untuk mencari segala informasi yang terkait dengan kehidupan sang idola, seperti mencari informasi terkait kegiatan apa yang dilakukan idolanya setiap hari lewat media sosial (twitter, instagram, weverse, weibo, dan sebagainya). Mereka juga biasanya tergabung dalam suatu kelompok (fandom) yang memiliki grup khusus untuk membagi informasi mengenai sang idola terkait drama, musik, film atau lainnya yang sedang dilakukan oleh idola mereka.

2. Intense Personal Feeling (Perasaan Pribadi)

Merupakan kategori kedua dalam Celebrity Worship. Pada kategori ini, para fans mulai memiliki perasaan khusus terhadap idola mereka seperti perasaan ingin memiliki hubungan yang lebih sekedar antara fans dan idola, memiliki perasaan empati yang mendalam kepada sang idola dan mulai meniru apapun yang dilakukan sang idola dari segi fashion, hobi dan perilaku.

3. Patologis (Bonderline-pathological Tendency)

Merupakan kategori yang paling tinggi dan parah pada Celebrity Worship. Penggemar mulai memiliki sikap yang berlebihan (fantasi, obsesif, histeris) terhadap idola mereka. Mereka cenderung melakukan apapun demi sang idola, bahkan hingga melanggar hukum dan kepercayaan mereka.

Faktor Terjadinya Celebrity Worship

Dalam sebuah penelitian oleh Brooks (2021), tindakan Celebrity Worship dari tiga kategori di atas dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu :

  • Faktor Demografis (Usia, Jenis Kelamin, Budaya, Etnis)
  • Faktor Kepribadian (dimensimodel psikotisisme, ekstraversi, neurotisisme, materialisme, religiusitas)
  • Faktor Perilaku dan Kognitif-Perilaku ( kecenderungan fantasi dan disosiasi, perilaku obsesif)
  • Perasaan tentang Diri atau Dunia (Harga diri)
  • Faktor Kognitif (fleksibilitas kognitif, berpikir kritis)
  • Faktor Hubungan dengan Orang Lain (gaya keterikatan, gaya hubungan romantis)
  • Faktor Kesejahteraan Psikologis (depresi, kecemasan)

Pengaruh Celebrity Worship

Celebrity Worship memiliki pengaruh positif dan negatif yang ditimbulkan. Pengaruh positif di antaranya yaitu menjadikan sang idola sebagai inspirasi dan motivasi untuk selalu bekerja keras dan pantang menyerah untuk meraih impian, meniru hal-hal positif yang dilakukan oleh sang idola dan menjadikan idola sebagai role model karena memiliki kemampuan. (Maltby dkk, 2006)

Sedangkan, pengaruh negatifnya yaitu menjadi penguntit kehidupan sang idola yang biasa dikenal sebagai sasaeng fans, membuang waktu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat seperti memantau media sosial tiap menit agar tidak tertinggal update an terbaru, membuang-buang untuk membeli barang-barang yang berhubungan dengan sang idol, mempengaruhi psikologis penggemar karena terlalu berlebihan dan sebagainya.

Pengaruh Celebrity Worship terhadap Psikologis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun