Di era globalisasi saat ini dunia industri manufaktur dan jasa mengalami peningkatan, oleh karena itu perusahaan dituntut untuk selalu berkembang supaya bisa terus bertahan dalam menjalankan usahanya.
Salah satunya adalah pentingnya pengukuran kerja didalam suatu perusahaan, karena sangat diperlukan untuk mengukur seberapa efektif dan efisien tingkat kinerja suatu bagian dalam perusahaan. Suatu perusahaan biasanya menginginkan waktu kerja yang sangat singkat dalam memenuhi target produksi agar dapat meraih keuntungan yang sebesar-besarnya. Semakin banyak waktu yang digunakan maka semakin boros biaya yang dikeluarkan.
Sebelum masuk ke penjelasan lebih dalam, terlebih dahulu kita mengenal apa itu pengukuran kerja ?Â
Pengukuran kerjaÂ
Pengukuran kerja adalah suatu aktivitas untuk menentukan waktu yang dibutuhkan oleh seorang operator yang memiliki kemampuan rata-rata dan terlatih baik dalam melaksanakan sebuah kegiatan kerja dalam kondisi dan tempo kerja yang normal.Â
Dalam penerapannya di suatu perusahaan, pengukuran kerja akan berinteraksi dengan berbagai ilmu lain didalam disiplin teknik industri untuk secara bersamaan mencapai keadaan optimal dari suatu sistem produksi dalam arti kata yang luas, yaitu sistem yang terdiri dari komponen-komponen manusia, bahan, mesin, peralatan dan uang.
Apa manfaat dari pengukuran kerja ?
Beberapa manfaat dari pengukuran kerja:
Untuk penjadwalan
Menjaga keseimbangan proses
Menetapkan tingkat penggunaan tenaga kerjaÂ
Perbandingan efisiensi
Dasar untuk pembuatan suatu anggaran dan pengendalian biaya
Memperkirakan biaya dan beban kerja
Rencana pemberian intensif
Tujuan dari aktivitas pengukuran kerja adalah berkaitan erat dengan usaha menetapkan waktu standar. Secara historis dijumpai 2 macam pendekatan di dalam menentukan waktu standar ini, yaitu pendekatan dari bawah ke atas (bottom up) dan pendekatan dari atas ke bawah (top down).
Pendekatan bottom up dimulai dengan mengukur waktu dasar (basic time) dari suatu elemen kerja, kemudian menyesuaikan dengan tempo kerja (ratting performance) dan menambahkannya dengan kelonggaran-kelonggaran waktu (allowance time) seperti hal nya kelonggaran waktu untuk melepas lelah, kebutuhan personal, dan antisipasi terhadap delays.Â
Kemudia pendekatan dari atas ke bawah (top down) banyak digunakan dalam berbagai kontrak dengan para pekerja, dimana waktu standar adalah waktu yang dibutuhkan oleh seseorang pekerja dengan kualifikasi tertentu untuk melakukan suatu pekerjaan yang bekerja dalam kondisi biasa, digunakan untuk menentukan besarnya jumlah intensif yang harus dibayar kepada pekerja diatas upah dasarnya.
Waktu standar secara definitif dinyatakan sebagai waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja yang memiliki tingkat kemampuan rata-rata untuk menyelesaikan suatu pekerjaannya.
Dan waktu standar tersebut sudah mencakup kelonggaran waktu yang diberikan dengan memperhatikan situasi dan kondisi yang harus diselesaikan.
Untuk mengukur dan menetapkan waktu standar terdapat beberapa macam cara, dalam beberapa kasus diperusahaan seringkali industri hanya sekedar membuat estimasi waktu dengan berdasarkan pengalaman histori.Â
Stopwatch time study dan work sampling adalah cara pengukurang kerja secara langsung, keduanya umum diaplikasikan guna menetapkan waktu standar atau mengukur kondisi kerja yang tidak produktif.
Proses pengukuran kerja dapat dilakukan dengan menggunakan 2 cara, yaitu langsung dan tidak langsung.
Pengukuran kerja secara langsung
Metode dari pengukuran kerja langsung yaitu dengan mengamati secara langsung pekerjaan yang dilakukan oleh operator dan mencatat waktu yang dibutuhkan selama operator melakukan pekerjaannya.
Penetapan waktu standar dilaksanakan dengan cara pengukuran kerja secara langsung yaitu sebagai berikut :
Stopwatch time studyÂ
Dalam konteks pengukuran kerja, metode direct stopwatch time study merupakan teknik pengukuran kerja dengan menggunakan stopwatch sebagai alat pengukur waktu yang ditunjukkan untuk penyelesaian suatu aktivitas yang diamati (actual time). Waktu yang berhasil diukut dan dicatat kemudian dimodifikasikan dengan mempertimbangkan tempo kerja operator dan menambahkannya dengan alowance.
2. Work sampling
Work sampling adalah suatu aktivitas pengukuran kerja untuk mengestimasikan proporsi waktu yang hilang selama siklus kerja berlangsung atau untuk melihat proporsi kegiatan tidak produktif yang terjadi.Â
Pengukuran kerja secara tidak langsung
Untuk metode pengukuran kerja secara tidak langsung yaitu dengan merekam pekerjaan yang dilakukan oleh operator menggunakan alat bantu, setelah itu mencatat waktu operasinya dilain tempat, kemudian menganalisanya dengan metode tabel PMTS, MOST, dan sebagainya. Jadi pengukuran kerja tidak langsung ini tidak mengharukan operator untuk datang ke tempat pekerjaan yang akan diukur.
Pengukuran kerja tidak langsung dapat dilakukan menggunakan metode Data Waktu Baku (Standard Data) dan Data Waktu Gerakan (Predetermined Time System).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H