Tanggal
20-10-2022
Situasi:Â
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.
Kondisi yang menjadi latar belakang dari best practice ini adalah rendahnya motivasi peserta didik dalam pembelajaran bahasa Jawa khususnya materi aksara Jawa. Peserta didik kurang antusias dan kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Peserta didik kurang melakukan latihan menulis aksara Jawa. Pembelajaran masih berpusat pada guru. Guru tidak menyiapkan perangkat pembelajaran meliput RPP, Bahan Ajar, Media, LKPD, Instrumen Evaluasi, Kisi-kisi dan rubrik penilaian, model dan metode pembelajaran yang inovatif.
Praktik ini penting untuk dibagikan karena bisa meningkatkan motivasi dan keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran bahasa Jawa serta bisa menjadi referensi bagi sesama guru bahasa Jawa yang mengalami permasalahan yang sama.
Peran dan tanggung jawab saya sebagai guru dalam praktik pembelajaran ini adalah membuat desain pembelajaran yang kreatif dan menarik dengan menggunakan media, pendekatan, model, dan metode pembelajaran yang inovatif dan sesuai dengan pembelajaran Abad 21, untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan secara efektif dan bisa meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi aksara rekan.
Tantangan :Â
Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,
Dari kajian literatur dan kajian wawancara tantangan yang menjadi penyebab rendahnya kemampuan peserta didik menulis aksara Jawa dalam materi aksara rekan adalah rendahnya motivasi peserta didik dalam pembelajaran bahasa Jawa. Peserta didik terkesan kurang antusias dan kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik menganggap aksara Jawa itu ketinggalan zaman, peserta didik kurang dalam latihan menulis aksara Jawa. Karena siswa menerima pelajaran bahasa jawa materi aksara jawa hanya di kelas saja. Pembelajaran masih berpusat pada guru dengan memfokuskan pembelajaran dengan metode ceramah. Guru masih menerapkan pembelajaran yang monoton dan kurang memanfaatkan media sehingga membuat antusias siswa kurang.
Peserta didik merasa bahwa pembelajaran bahasa jawa tidak penting apalagi ketika mereka mempelajari materi aksara jawa hurufnya dirasa mempunyai kemiripan sehingga banyak peserta didik yang mengalami kesusahan dalam memahami dan menghafalkan huruf aksara jawa.