4. Vaksin Moderna
Vaksin ini diproduksi oleh Amerika Serikat. Vaksin ini memiliki keefektifan jauh lebih besar yaitu sebesar 94 %. Vaksin ini dapat disuntikan kepada orang yang berusia 18-55 tahun. Penyuntikan vaksin ini dilakukan 2 kali dengan selisih 28 hari.
5. Vaksin Pfizer-BioNTech
Selain Moderna, Amerika Serikat juga memproduksi vaksin Pfizer-BioN Tech. Vaksin ini memiliki keefektifan sebesar 95 %. Vaksin ini dapat diberikan kepada orang yang berusia 16-55 tahun. Pemberian vaksin ini dilakukan sebanyak 2 kali dengan selisih 3 minggu.
6. Vaksin Novavax
Vaksin ini juga di produksi oleh Amerika Serikat. Vaksin ini hanya mempunyai keefektifan sebesar 85 %, lebih sedikit dari dua vaksin lainya yang sama sama di produksi oleh Amerika Serikat. Vaksin ini dapat disuntikan kepada orang yang berusia 18-59 tahun. Selisih pemberian antar dosis pada vaksin ini 21 hari.
7. Vaksin Merah Putih
Vaksin ini adalah satu satunya vaksin buatan Indonesia. vaksin ini diproduksi oleh PT BioFarma yang Bekerja sama dengan Lembaga Biomolekuler Eijkman. Vaksin ini baru di uji klinis pada bulan lalu.
Pro kontra tentang vaksinasi
Sejak diumumkan tentang kebijakan akan dilaksanakan vaksinasi kepada masyarakat Indonesia, masyarakat banyak yang kontra dengan kebijakan ini. Sebenarnya masyarakat yang kontra dengan keputusan ini adalah mereka yang kurang mengerti dampak positif untuk dirinya sendiri maupun untuk masyarakat seluruh dunia ini. Dengan diadakanya vaksinasi tentu akan membuat tubuh memiliki antibodi untuk melawan virus covid-19. Diharapkan dengan vaksinasi semua orang mempunyai antibody agar mampu melawan virus ini dan akhirnya pandemi akan berakhir. Mereka yang kontra hanya memikirkan tentang kemungkinan buruk yang akan terjadi pasca vaksinasi. Padahal sebelum disebarluaskan, vaksin tentunya sudah diteliti dan diuji cobakan. Selain itu, petugas pemberi vaksinasi tentunya juga sudah diberi bekal pengetahuan tentang penanganan efek samping vaksinasi ini. Namun hingga kini, belum ada kasus serius tentang kejadian pasca vaksinasi.
Vaksinasi bukan obat covid-19