Mohon tunggu...
Siti Fatimatun Zaroh
Siti Fatimatun Zaroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - i love my self

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (20107030100)

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Sempat Terkubur Berabad-abad dalam Tanah, Akhirnya Candi Ini Ditemukan oleh Petani

22 April 2021   01:54 Diperbarui: 22 April 2021   03:53 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yogyakarta merupakan daerah yang memiliki berbagai macam tempat wisata mulai dari bangunan bersejarah, pantai, pegunungan  dan lain sebagainya.

Banyak wisatawan yang berkunjung ke Jogja hanya untuk menikmati kekayaan alam yang ada. Namun, sebagian wisatawan ada juga yang tertarik terhadap cagar budaya yang mendominasi di kota Jogja.

Terdapat banyak sekali cagar budaya yang ada di kota Yogyakarta seperti keraton, pendapa agung, situs-situs bersejarah dan candi-candi yang terdapat di kota Yogyakarta.

Candi memiliki arti kalau dalam bahasa Indonesia yang merujuk pada sebuah bangunan keagamaan tempat ibadah peninggalan purbakala yang berasal dari peradaban Hindu-Buddha. Bangunan ini digunakan sebagai tempat pemujaan dewa-dewi atau tempat pemulyaan Buddha.

dokpri
dokpri
Ini nih, salah satu candi peninggalan Kerajaan Hindu di Pulau Jawa. Candi yang terletak kurang lebih 12 kilometer dari Kota Yogyakarta, tepatnya di Sambisari, Desa Purwomartani, Kabupaten Sleman DIY. Bisa dinamakan sambisari karena candi tersebut terletak di Dusun Sambisari.

Menurut penduduk setempat dulunya candi ini sempat terkubur lahar dingin dari letusan Gunung Merapi. Ditemukan oleh seorang petani yang hendak mencangkul di lahan miliknya, candi ini ditemukan pada tahun 1966. Candi yang beraliran Hindu ini diperkirakan telah berdiri sejak tahun 812 -- 838 Masehi pada abad ke 9 Masehi , kemungkinan juga dibangun pada masa pemerintahan Raja Rakai Garung.

Pendapat tersebut didukung dengan adanya temuan lempeng emas bertulis (prasasti), karena berdasarkan tafsiran paleografis, Boechari menyimpulkan bahwa tulisan itu berasal dari sekitar abad ke-9 M. Prasasti tersebut berhuruf Jawa Kuna, berbunyi Om siwa sthana (dibaca kembali oleh Rita MS), yang artinya Hormat, pembuatan tempat (rumah) bagi Dewa Siwa.

Candi Sambisari berada dalam kedalaman 6,5 meter diatas permukaan tanah setempat. Candi ini sangat unik dengan keberadaannya yang tersembunyi di bawah tanah. Letaknya yang unik membuat Candi Sambisari menjadi salah satu tujuan wisata di Yogyakarta.

Kabarnya, candi itu dipugar hingga selesai pada 23 maret 1987 oleh Direktur Jendral Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pada saat penggalian candi sempat ditemukan benda-benda lainnya. Diantaranya perhiasan, tembikar prasasti dan cermin logam.

Uniknya, Candi Sambisari ini hanya memiliki satu candi utama dan terdapat beberapa candi pendamping. Di dalam bilik candi induk terdapat Lingga dan Yoni yang merupakan aspek Dewa Siwa. Lingga adalah salah satu perwujudan dari Siwa, sedangkan Yoni adalah perwujudan dari sakti (istri) Siwa.

Pada bagian luarnya terdapat relung Patung Durga Mahisasiramardini di sebelah utara, Ganesha di timur , Agastya di selatan. Ada juga patung yang menjadi simbol penjaga yaitu   Mahakala dan Nandiswara. Sayang sekali kedua arca penjaga itu telah hilang. Berdasarkan arca-arca yang terdapat di Candi Sambisari, maka dapat disimpulkan bahwa latar belakang keagamaan Candi Sambisari bersifat Siwaistis.

DOKPRI
DOKPRI

Candi Sambisari ini fungsi utamanya adalah sebagai tempat sembahyang karena berabad-abad lampau, kawasan utara ini menjadi pusat peradaban Mataram Kuno. Maka pada umumnya candi ini dilengkapi dengan kaki candi, tubuh candi dan beberapa arca yang terdapat di dalamnya.

Candi Sambisari merupakan kelompok percandian yang terdiri atas sebuah candi induk dan tiga buah candi perwara di depannya. Candi induk menghadap ke arah barat, berukuran 13,65 x 13,65 meter dan tinggi keseluruhannya 7,5 meter.

Di lantai selasar Candi Induk terdapat batu-batu pipih dengan tonjolan di atasnya seperti umpak sebanyak 12 buah, berbentuk bulat 8 buah dan berbentuk persegi 4 buah. Tubuh candi sisinya berukuran 5 x 5 meter dan tingginya 2,5 meter. Tangga naik ke selasar dengan lebar 2,5 meter terdapat di sisi barat mengelilingi tubuh candi yang sisi-sisinya ditutup dengan pagar langkan.

Lokasi Candi Sambisari ini terletak di Jl. Candi Sambisari, Purwomartani, Kec. Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi Sambisari ini juga tidak terlalu jauh dari pusat kota dan tidak jauh dari Candi Prambanan. 

Tiket masuk Candi Sambisari ini relatif murah karena hanya dengan 6 ribu kalian bisa menikmati warisan budaya ini sepuasnya. Terdapat biaya parkir di sekitar tempat masuk candi yaitu untuk kendaraan bermotor hanya membayar 2000 rupiah saja. Sangat terjangkau bukan? Dan Candi Sambisari buka dari jam 07.00 hingga jam 15.00 untuk hari senin-jum'at dan buka jam 07.00 sampai jam 17.00 untuk weekend seperti hari sabtu-minggu.

Nah tak heran jika Candi Sambisari ramai pengunjung di kala sore hari, karena selain digunakan untuk ritual keagamaan candi ini sangat cocok untuk spot foto yang instagrameble saat anak muda hendak mencari senja.

"Saya mengetahui tempat ini juga dari instagram, karena fotonya bagus-bagus apalagi dikala senja datang. Akhirnya saya pun kesini untuk refreshing sembari menunggu waktu berbuka tiba, dan akhirnya saya mendapatkan foto-foto seperti yang saya lihat di instagram. " Kata salah satu pengunjung yang sedang berkunjung di Candi Sambisari.

Nah, Candi Sambisari ini sangat recomended bagi para wisatawan yang ingin menghabiskan waktu luangnya untuk berlibur maupun menghilangkan rasa penat bersama keluarga. Karena selain berwisata, pengunjung pun dapat menanamkan rasa cinta budaya terlebih jika membawa buah hati atau anak dapat diajarkan cinta budaya sejak dini dengan mengajak ke tempat-tempat bersejarah seperti Candi Sambisari ini.

Dan ingat, ketika kita hendak masuk ke tempat yang sudah bersejarah ataupun tempat yang sudah lama tidak terpakai tetap ucapkan salam saat masuk ke area itu, dan selalu jaga sikap dan perkataan, serta selalu patuhi peraturan yang berlaku di tempat tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun