Yogyakarta merupakan daerah yang memiliki berbagai macam tempat wisata mulai dari bangunan bersejarah, pantai, pegunungan  dan lain sebagainya.
Banyak wisatawan yang berkunjung ke Jogja hanya untuk menikmati kekayaan alam yang ada. Namun, sebagian wisatawan ada juga yang tertarik terhadap cagar budaya yang mendominasi di kota Jogja.
Terdapat banyak sekali cagar budaya yang ada di kota Yogyakarta seperti keraton, pendapa agung, situs-situs bersejarah dan candi-candi yang terdapat di kota Yogyakarta.
Candi memiliki arti kalau dalam bahasa Indonesia yang merujuk pada sebuah bangunan keagamaan tempat ibadah peninggalan purbakala yang berasal dari peradaban Hindu-Buddha. Bangunan ini digunakan sebagai tempat pemujaan dewa-dewi atau tempat pemulyaan Buddha.
Menurut penduduk setempat dulunya candi ini sempat terkubur lahar dingin dari letusan Gunung Merapi. Ditemukan oleh seorang petani yang hendak mencangkul di lahan miliknya, candi ini ditemukan pada tahun 1966. Candi yang beraliran Hindu ini diperkirakan telah berdiri sejak tahun 812 -- 838 Masehi pada abad ke 9 Masehi , kemungkinan juga dibangun pada masa pemerintahan Raja Rakai Garung.
Pendapat tersebut didukung dengan adanya temuan lempeng emas bertulis (prasasti), karena berdasarkan tafsiran paleografis, Boechari menyimpulkan bahwa tulisan itu berasal dari sekitar abad ke-9 M. Prasasti tersebut berhuruf Jawa Kuna, berbunyi Om siwa sthana (dibaca kembali oleh Rita MS), yang artinya Hormat, pembuatan tempat (rumah) bagi Dewa Siwa.
Candi Sambisari berada dalam kedalaman 6,5 meter diatas permukaan tanah setempat. Candi ini sangat unik dengan keberadaannya yang tersembunyi di bawah tanah. Letaknya yang unik membuat Candi Sambisari menjadi salah satu tujuan wisata di Yogyakarta.
Kabarnya, candi itu dipugar hingga selesai pada 23 maret 1987 oleh Direktur Jendral Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pada saat penggalian candi sempat ditemukan benda-benda lainnya. Diantaranya perhiasan, tembikar prasasti dan cermin logam.
Uniknya, Candi Sambisari ini hanya memiliki satu candi utama dan terdapat beberapa candi pendamping. Di dalam bilik candi induk terdapat Lingga dan Yoni yang merupakan aspek Dewa Siwa. Lingga adalah salah satu perwujudan dari Siwa, sedangkan Yoni adalah perwujudan dari sakti (istri) Siwa.