Mohon tunggu...
Zahrotul Hayati
Zahrotul Hayati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sedang berusaha menampilkan yang terbaik, semoga bisa bermanfaat bagi semua kalangan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dzikir Sebagai Obat Hati

2 Desember 2024   13:07 Diperbarui: 2 Desember 2024   14:06 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata dzikir ini bukan sesuatu yang baru di kalangan umat Islam berzikir merupakan ajaran dalam agama Islam yang dipraktekkan setiap waktu. Dzikir sudah menjadi kebiasaan yang selalu dilakukan umat Islam telah menunaikan ibadah sholat. Ketenangan jiwa dan batin seseorang bisa diperoleh dengan cara bserdzikir kepada Allah,

 dengan  berzikir  dirinya  bisa  melupakan  semua  masalah  yang  ditanggung,  dan  dengan berzikir  dirinya  secara  tidak  langsung  mengingat  Allah  dan  Allah  juga  akan  selalu mengingatnya, tapi perlu diperhatikan dzikir bukan hanya sekedar menyebut nama Allah, akan tetapi menyebutnya dengan menghadirkan hati dan pikiran, karena manfaat zikir tidak akan terasa jika hanya menyebutnya dengan lisan saja (Falah et al. 2024).

Orang dapat menemukan ketenangan pikiran dengan berbagai cara, termasuk yoga, meditasi, dan menghabiskan waktu di alam. Namun, tidak ada yang sebanding dengan efisiensi dan kecepatan dzikir. Dzikir adalah satu-satunya jalan menuju ketenangan batin. Disebutkan dalam Q.S. Ar-Ra'd Ayat 28 yang berbunyi :


الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُۗ ۝٢٨

Artinya: (Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram.

Dzikir diartikan sebagai peperangan melawan setan yang berupaya mengalihkan perhatian kita sehingga kita lalai mengingat Allah. Hati yang ghaflah pada hakikatnya adalah hati yang lupa kepada Allah karena sering ditipu oleh setan dan hawa nafsu. Ibnu Taimiyah menegaskan, keinginan ikan terhadap air sama dengan kebutuhan hati untuk berdzikir. Sebaliknya Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah menegaskan bahwa dzikir adalah rezeki yang paling mendasar bagi hati dan hamba Allah yang tidak mandi dzikir ibarat badan yang tidak berdzikir (Widianengsih 2022).

Permasalahan utama yang kita hadapi saat ini mencakup sejumlah aspek yang berbeda. Banyak orang yang mengalami stres dan kekhawatiran sehingga memerlukan cara-cara praktis untuk menenangkan hati dan pikiran. Meskipun diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan seberapa bermanfaat dzikir dibandingkan dengan teknik lain seperti meditasi atau terapi psikiatri, ini mungkin bisa menjadi solusi. 

Hambatan lainnya adalah ketidaktahuan masyarakat umum tentang manfaat dzikir bagi kesehatan mental, sehingga sulit untuk memasukkan amalan tersebut ke dalam jadwal sehari-hari yang padat. Selain itu, perlu dilakukan evaluasi keampuhan dzikir dibandingkan dengan teknik relaksasi alternatif dan mencari bukti empiris dan ilmiah mengenai keunggulan amalan tersebut dari sudut pandang kesehatan mental dan ajaran agama Islam. 

Dan yang terakhir, orang-orang yang ingin menggunakan dzikir sebagai semacam terapi spiritual dan mental menghadapi kekurangan pengetahuan dan nasihat yang bermanfaat.

Karena dengan memahami pentingnya dzikir bagi kehidupan manusia, misalnya dzikir sebagai obat kekeringan hati, sarana mensucikan hati, dan obat penenang pikiran manusia. Seorang muslim diperintahkan untuk banyak berdzikir kepada Allah. Selain itu, perintah dzikir mengingatkan akan banyaknya manfaat yang diterima manusia ketika memanjatkan doa kepada Allah (Faridah and Khodijah 2022).

Allah Swt berfirman dalam Q.S. al-Baqoroh ayat 152

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

Artinya: "Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku."

Dzikir adalah salah satu jenis terapi untuk semua jenis kecemasan yang biasanya dialami seseorang ketika ia lemah dan tidak mampu menangani tekanan atau bahaya. Ketika seseorang terbiasa melakukannya, dia akan merasa lebih dekat dengan Allah dan mengembangkan perasaan kuat, percaya diri, kedamaian, dan kebahagiaan.

Dzikir memberikan banyak manfaat bagi manusia, termasuk ketenangan mental dan efek menguntungkan pada pengendalian emosi, termasuk kemampuan untuk mengendalikan atau menghilangkan emosi yang tidak menyenangkan untuk menampilkan emosi yang positif. 

Karena dzikir yang senantiasa mengutamakan kalbu atau kalbu yang berusaha menguasai dan mengosongkan hati, maka dianggap sebagai rezeki spiritual dalam ilmu tasawuf. Para sufi selalu berdzikir dimanapun dan dimanapun mereka mampu agar dapat mengingat Allah dan memberikan ketenangan bagi jiwa (roh). dari sumber selain Allah (Engel and Salma 2024).

Dzikir juga dapat meningkatkan derajat seorang hamba dihadapan penciptanya hal ini senada dengan Hadits yang diriwayatkan dalam kitab Muwatha Malik melalui Abu Darda r.a bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:

عن أبي الدَّرداء رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه: أَلَا أُنَبِّئُكم بِخَيْرِ أعمالِكُم ، وأَزْكاها عِندَ مَلِيكِكُم ، وأَرفعِها في دَرَجاتِكُم ، وخيرٌ لكم من إِنْفاقِ الذَّهَب والوَرِقِ ، وخيرٌ لكم من أن تَلْقَوا عَدُوَّكم ، فتَضْرِبوا أعناقَهُم ، ويَضْرِبوا أعْناقكُم ؟ ! ، قالوا : بَلَى ، قال : ذِكْرُ اللهِ

Abu Ad-Darda meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, "Tidakkah aku akan memberitahumu tentang tindakan terbaikmu, yang paling murni di hadapan Tuhanmu, yang menaikkan peringkatmu ke posisi tertinggi, yang lebih baik bagimu daripada menghabiskan emas dan perak, lebih baik daripada bertemu musuhmu sehingga kau menyerang di leher mereka dan mereka menyerang Anda? 'Mereka menjawab, 'Ya, memang', lalu Nabi bersabda, Itu adalah mengingat Allah." (HR At-Tirmidzi)

Oleh karena itu, dengan sering berdzikir kita dapat meningkatkan hubungan spiritual kita dengan Allah SWT selain mencapai kedamaian dan ketenangan batin. Sebagai pengingat akan kekuasaan dan kehadiran Allah dalam segala aspek keberadaan kita, dzikir merupakan obat segala penyakit yang memberikan ketabahan menghadapi tantangan hidup di dunia yang semakin rumit ini. Kita menemukan ketenangan, keberkahan, dan kegembiraan sejati melalui dzikir, yang menuntun kita menuju kehidupan yang lebih bermakna dan penuh penghargaan. Kita akan melihat perubahan yang baik dalam kesejahteraan mental, spiritual, dan emosional kita jika kita memasukkan dzikir ke dalam praktik kehidupan sehari-hari.

Daftar Pustaka

Engel, Dwi, and Nazwa Zakiatus Salma. 2024. “Tinjauan Literatur: Manfaat Dzikir Dalam Regulasi Emosi.” Jurnal Pendidikan Islam Dan Sosial Agama 03(04):289–301.

Falah, Muhammad Fajtul, Akhmad Zainuddin, M. Mukhit Mashuri, Miftarah Ainul, Fakultas Agama Islam, Universitas Yudharta Pasuruan, Jawa Timur, Tafsir Munir, and Wahbah Zuhaili. 2024. “Metode Dzikir Sebagai Penenang Hati Perspektif Tafsir Munir Karya Wahbah Zuhaili.” Jurnal Tashdiq 6(2).

Faridah, and Khodijah. 2022. “Studi Penafsiran Ayat-Ayat Perintah Dzikir Kepada Allah Dalam Tafsȋr Al-Munȋr Interpretation of the Verses of the Command To Dhikr To Allah in Tafsȋr Al-Munȋr.” Al Karima : Jurnal Studi Ilmu Al Quran Dan Tafsir 6(2):36–44.

Widianengsih, Resti. 2022. “Hadits Tentang Dzikir Perspektif Tasawuf.” Jurnal Penelitian Ilmu Ushuluddin 2(1):166–79. doi: 10.15575/jpiu.13583.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun