Mohon tunggu...
Zahrotul Hayati
Zahrotul Hayati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sedang berusaha menampilkan yang terbaik, semoga bisa bermanfaat bagi semua kalangan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perjuangan Rasulullah dalam Mengangkat Derajat Wanita

11 Juli 2024   11:59 Diperbarui: 3 Desember 2024   00:37 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perempuan muslim berdoa (pixabay) (Sumber: https://www.harianterbit.com)

Al-Quran merupakan kitab samawi terakhir dan menjadi mukjizat terbesar bagi Rasulullah saw banyak sekali mengangkat masalah wanita. Hal itu bisa dengan mudah kita ketahui lewat nama-nama surat biasa nya mencerminkan perkara-perkara penting di dalam suatu surat, diantaranya adalah surat Al-Baqarah, Ali-imran, An-Nisa, Maryam, An-nur, saba’, Al-Hujurat, Al-mumtahanah, At-thalaq, dan At-tharim dan sebagai nya (Nurwidia, 2022:35).

Masalah yang di hadapi sekarang ini adalah fenomena yang kita bisa saksikan bersama yang di mana wanita itu sudah luntur rasa malu nya saat berani mengumbar aurat di depan khalayak ramai, bergoyang yang membuat lekuk tubuh nya terlihat, dan mereka memperlihat kan nya di media social  yang di mana kita tahu sekarang baru-baru ini terdapat aplikasi yang membius anak anak remaja saat ini, dengan membuat video yang mereka buat dan memposting hasil video nya ke aplikasi instagram, youtube, Tiktok dan aplikasi lain nya yang bisa mengandung syahwat secara tidak langsung (Bagas Luary, 2022:1). Rasulullah ﷺ  bersabda,

مَا تَرَكْتُ بَعْدِى فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ

“Tidaklah aku tinggalkan sepeninggalku fitnah (cobaan) yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki yaitu (fitnah) wanita.” (HR: Bukhari dan Muslim)

Sebelum Rasulullah datang dan membawa ajaran islam wanita begitu di hinakan, di rendahkan, dan di sepelekan. Perempuan bahkan boleh dijadikan transaksi judi. Orang-orang berfikir bahwa mereka hanya dijadikan sebagai pelampiasan hawa nafsu ibarat kata perempuan dilahirkan hanya untuk melahirkan. Pada masa arab jahiliyah ketika bayi perempuan lahir orang-orang tidak segan untuk mengubur hidup-hidup. Bahkan lebih parahnya, derajat kaum perempuan mereka rendahkan sedemikian rupa, sehingga tak ada penghargaan sedikitpun terhadapnya (Musyarif, 2019:16).

Perlakuan diskriminasi yang kaum perempuan terima sangatlah parah, sehingga terabadikan dalam Al-Qur'an pada surat an-Nahl ayat 58-59 yang berbunyi:

وَإِذَا بُشِّرَ أَحَدُهُم بِٱلْأُنثَىٰ ظَلَّ وَجْهُهُۥ مُسْوَدًّۭا وَهُوَ كَظِيمٌۭ (٥٨) يَتَوَٰرَىٰ مِنَ ٱلْقَوْمِ مِن سُوٓءِ مَا بُشِّرَ بِهِۦٓ ۚ أَيُمْسِكُهُۥ عَلَىٰ هُونٍ أَمْ يَدُسُّهُۥ فِى ٱلتُّرَابِ ۗ أَلَا سَآءَ مَا يَحْكُمُونَ (٥٩)

Artinya: “Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)?. Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu”. (QS. An-Nahl: 58-59).

Namun perlakuan yang demikian tidak lagi mereka alami setelah datangnya ajaran islam. Islam datang untuk mengembalikan posisi wanita pada tempat yang mulia. Melalui ajaran islam, wanita dihargai dan dimuliakan. Islam   sebagai   ajaran   yang   menjunjung   tinggi   persamaan, salah satunya mengangkat derajat kaum wanita menjadi setara dengan pria. Kedudukan sosok wanita dalam  Islam  tidak  boleh  tidak  untuk  kembali  pada  rujukan  utama  yaitu  al-Qur’an. Seperti  yang  diketahui,  al-Qur’an menempati posisi yang teramat penting sebagai sumber  ajaran  Islam.  Makanya  gagasan-gagasan  Islam  mengenai  sosok  wanita harus dirumuskan  melalui  elaborasi  mendalam  terhadap  kandungan  al-Qur’an dan sunnah yang membicarakan hal tersebut (Syamsiyah Nur, 2021:43).

Tetapi sangat disayangkan, sekarang yang terjadi adalah mereka sendiri yang membuat diri mereka hina dan menjadikan diri mereka rendah, seakan mereka tidak menginginkan kemuliaan itu. Mereka ridho terhadap sentuhan-sentuhan para lelaki, condong membuka pintu-pintu yang dapat menyebabkan diri mereka rendah dan setia terhadap tren-tren yang membuat diri mereka hancur.

Mengapa?

Wahai wanita engkau begitu mulia tidaklah ketetapan-ketetapan yang Allah berikan kepadamu melainkan untuk menjaga kesucian dan kemuliaanmu.

Dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,

الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ

“Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita salehah.” (HR. Muslim, no. 1467).

Oleh karena itu, fitnah terhadap wanita ini merupakan gambaran dari Rasulullah kepada kaum akhir zaman yang memandang wanita dengan pandangan curiga dan merusak. Pada saat yang sama, gambar ini mengacu pada wanita yang tidak peduli dengan harga diri, menyebabkan pria jatuh ke dalam fitnah wanita ketika melihatnya.

Sebagai layak nya muslimah yang baik seharus nya kita menjaga marwah/akhlaq diri kita, jangan sampai terjerumus ke dalam hal-hal yang tidak bermanfaat, sesuatu yang tidak bermanfaat akan menghasilkan hal yang sia-sia. Dimana pada zaman era modern sekarang banyak wanita yang bertingkah laku selayak nya wanita zaman jahiliyah terdahulu, yang sering mengumbar aurat, berlenggak lenggok dihadapan umum ataupun yang bukan mahram. Hindari hal demikian karena setiap apa yang kita perbuat di dunia ini akan ada balasanya di akhirat maka berhati-hati lah dalam mengerjakan sesuatu.

Daftar Pustaka :

Bagas Luary Ariziq (2022), Kedudukan dan      Kondisi Wanita Sebelum dan Sesudah Datangnya Agama Islam: Insitut Agam Islam Negeri Salatiga, Jurnal Keislaman, Vol 5, No. 1, (Maret 2022): 1-2

Dr. Musyarif, M.Ag, Sejarah Peradaban Islam (Pra Islam sampai Bani Umayyah), (Makassar: CV. Kaffah Learning Center, 2019)Hal: 16

Syamsiah Nur (2021), Pandangan Islam Terhadap Sosok Wanita: STAI Auliaurrasyidin Tembilahan, Harakat An-Nisa Jurnal Studi Gender dan Anak, Vol 6, No. 1, (Juni 2022): 43

Nurwidia (2022), Aklak Wanita dalam Prespektif Al-Qur'an: Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jurnal An-Nur, Vol 11, No. 1, (Juni 2022): 35

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun