Mohon tunggu...
Humaniora

Menguatkan Peran Keluarga Bagi Pendidikan Anak

27 April 2018   16:49 Diperbarui: 27 April 2018   17:00 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

FATIMATUZ ZAHRO

MAHASISWA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNISNU JEPARA

Berita tentang kenakalan anak di sekolah semakin mengkhawatirkan. Siswa sekolah dasar (SD) terlibat perkelahian berujung maut. Tak hanya itu korban yang berusia 8 tahun, sebelum menghembuskan nafas terakhir sempat di injak-injak oleh pelaku (jawa pos, 10/8/2017)

Mencermati kasus tersebut, tentu banyak faktor yang melatar belakangi perilaku-perilaku kenakalan yang dilakukan oleh seorang anak yang paling utama adalah dari dalam keluarga. 

Orang tua yang berkewajiban memenuhi kewajiban anak baik materi maupun non materi, sudah seyogyanya memberikan apa yang semestinya diterima anak. Apabila hak-hak anak tidak terpenuhi secara wajar maka tidak jarang memunculkan perilaku tidak wajar pula pada anak.

Menurut sebuah hadits Nabi pun disebutkan "Setiap bayi terlahir dalam keadaan suci maka orang tuanyalah yang mempengaruhinya menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi (HR. Bukhari)"

Hadis tersebut mengisyaratkan mengenai urgensi keluarga dalam penanaman akidah maupun pembentukan moral dan kepribadian anak. Dewasa ini perilaku anak dan remaja semakin jauh dari prinsip-prinsip akidah dan akhlak karimah. Hal tersebut di kerenakan peran keluarga semakin melemah.

Secara Sosiologis individu mengalami proses sosialisasi yang pertama kali adalah keluarga. Dari sinilah anak untuk pertama kali mengenal dunia sekitar serta pola pergaulan dalam keseharian. 

Dalam lingkungan keluarga juga sebagian besar kehidupan anak dihabiskan sehingga pendidikan yang paling banyak diterima anak adalah melalui keluarganya. Oleh karena itu orang tua merupakan peletak batu pertama dan tokoh utama yang berperan sebagai arsitek dalam pembangunan kepribadian moral dan karakter anak.

Masyarakat modern dengan mobilitasnya yang tinggi lebih banyak disibukkan oleh urusan pekerjaan/karir. Tak pelak tugas mengasuh dan mendidik anakpun tidak bisa optimal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun