Mohon tunggu...
wadjdiz ahra
wadjdiz ahra Mohon Tunggu... -

orang tua yang sulit mengerti anak muda

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Selamat Bekerja Pak Menhan (Surat Terbuka)

27 Oktober 2014   12:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:36 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yth Bapak Menhan Kabinet Kerja,

Saya banyak berharap dari Bapak Jenderal Ryamizard R untuk kelanjutan reformasi di Kementerian Pertahanan. Dan berharap juga bersama Panglima TNI adanya kelanjutan reformasi dan terobosan baru di tubuh TNI. Saya berkeyakinan pilihan Presiden Jokowi terhadap Bapak adalah tepat. Untuk itu ada beberapa pandangan saya terkait hal-hal yang menurut pengamatan saya adalah penting bagi pertahanan negara kita.

1. MEF (Minimum Essential Forces)

Saya memandang bahwa MEF sebagai konsep strategi pertahanan adalah ide yang hebat dan brilian. Sayangnya ketika saya mencoba mempelajarinya, konsepnya saya rasakan masih belum matang (belum lengkap). Kajian yang ada umumnya masih sebatas aspek pengadaan alut sista dan harapan sediaan finansial. Sumber kajiannya masih berfokus dari internal Kemhan dan TNI. Konsepnya belum menyeluruh melibatkan pemikiran berbagai kalangan. Saya pikir itu belum merupakan cerminan dari konteks grand strategi: "Pertahanan Rakyat Semesta". Konsep MEF yang ada saat ini, saya pikir, Filosofi dan dukungan teorinya masih kabur. Masih terjebak ke dalam batasan postur TNI (mohon maaf 'masih kaku'). Dan belum menggambarkan suatu konsep pertahanan yang melibatkan dukungan rakyat.

Saya berharap di era Bapak, strategi MEF dapat menjadi matang, menyangkut seluruh aspek pertahanan dan TNI serta pelibatan rakyat termasuk kalangan akademisi. Kontennya bisa lebih menyeluruh. Menyangkut MEF bidang personil TNI dan organisasinya, bagaimana konsep MEF dalam memandang kesejahteraan TNI, bagaimana konsep organisasi yang sesuai dengan era sekarang dan ke depan, terkait model pertahanan masa kini, terkait globalisasi, terkait teknologi dan banyak faktor lainnya yang belum memperoleh tinjauan secara lebih gamblang dan mendalam.

Saya pikir adalah sangat baik bila Kemhan dan TNI mulai aktif untuk mendapatkan masukan dari kalangan akademisi tentang MEF untuk menjadi lebih matang sebagai konsep strategik. Saya sudah membaca masukan tentang MEF dari Persatuan Insinyur Indonesia dengan model yang diajukan, suatu model yang dihasilkan dari pola Action Research. Tapi saya pikir itu masih perlu juga melibatkan kalangan akademisi untuk memperkuat aspek teoritis agar MEF semakin kuat sebagai konsep strategik.

Lemhannas, Unhan, UPN dan kalangan akademisi dari universitas negeri dan swasta adalah kalangan akademisi yang saya yakini akan siap dan akan senang membantu Bapak Menhan untuk melakukan kajian dan riset untuk memperkuat aspek konsep MEF sebagai strategi unggul dari Kemhan dan TNI.

2.  Masalah Perbatasan

Memang masalah perbatasan saat ini ditangani oleh institusi 'badan', namun badan tersebut saat ini menurut pengamatan saya belum optimal bekerja dikaitkan dengan kompleksnya masalah sosial di perbatasan, masalah transnational crime, masalah program integrasi antar kementerian/lembaga/pemda, serta hal lainnya. Badan tersebut tetap sangat butuh peran Menhan untuk menghadirkan terobosan baru dalam mengatasi kompleksitas pertahanan terdepan kita yaitu di perbatasan.

Dalam konteks ini, Saya mengusulkan agar Kodam di perbatasan di-standarisasikan. Faktanya beberapa Kodam memiliki sarana dan infrastuktur yang berbeda. Akibat belum ada standar, Kodam tidak memiliki sasaran dengan landasan yang jelas dalam mengusulkan pembangunan sarana dan infrastuktur. Misalnya ada yang belum punya helipad apalagi lapangan terbang. Gelar personil TNI yang tidak standar. Bahkan ketersediaan akses internet juga belum standar. Dan banyak hal lain yang dalam pengamatan saya belum distandarisasikan. Secara nalar ini dapat mengakibatkan dampak psikologis karena mereka yang ada di perbatasan adalah cerminan kekuatan TNI untuk memberikan efek deteren.

3. Pertahanan Siber

Menyimak Bapak Presiden Jokowi-JK selama masa kampanye dan debat capres-cawapres, TIK telah secara lugas dinyatakan sebagai pendekatan dalam upaya suksesnya program pembangunan. Terkait dengan itu ada tuntutan bahwa pertahanan siber menjadi makin penting dan memerlukan realisasi yang urgensinya tinggi.

Saya beragumen pula terkait penerapan TIK yang sudah menjadi kebutuhan masyarakat bisnis, pemerintahan dan bahkan masyarakat luas, sementara itu, awareness terhadap aspek keamanannya yang rendah meningkatkan kerentanan terhadap ancaman serangan siber. Ini bisa jadi bumerang. Dan ini menuntut kepada Kabinet Kerja untuk serius dengan konsep dan implementasi pertahanan siber nasional.   Dan Bapak Menhan adalah yang terdepan untuk mewujudkan pertahanan siber nasional.

[caption id="attachment_369544" align="alignnone" width="560" caption="Hotspot disediakan oleh warung kopi - kebutuhan masyarakat untuk akses internet yang semakin luas"][/caption]

[caption id="attachment_369545" align="alignnone" width="275" caption="di Warung kopi di Pontianak, akses internet adalah kebutuhan"]

14143596011955718966
14143596011955718966
[/caption]

Kedua foto di atas diambil dari dua warung kopi di Pontianak dimana akses internet sudah menjadi kebutuhan untuk berkomunikasi, mencari informasi, bersenang-senang dengan permainan dan tentu saja transaksi online.

Mereka sumber daya potensial pertahanan siber sekaligus mereka menjadi sumber kerentanan dan lubang ancaman besar dari suatu serangan siber yang mungkin terjadi. Kampanye "security awareness" harus jadi prioritas dalam konsep pertahanan siber nasional.

4. Lain-lain

Dalam persepsi saya, masih banyak permasalahan yang menjadi catatan saya dalam mengamati masalah kompleks pertahanan negara dan TNI. Saya akan menuliskannya di berbagai kesempatan di waktu yang akan datang. Juga semoga tulisan ini merangsang pemerhati pertahanan dan TNI untuk aktif memberikan masukan kepada Bapak Menhan dan Panglima TNI.

Bapak Menhan, saya berdoa semoga Bapak Menhan sukses mengawal negara kita dan mengawal program Kabinet Kerja untuk menciptakan rakyat yang sejahtera dan aman. Amin.

Jakarta, 26 Oktober 2014

Hormat saya,

#SuksesKabinetKerja

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun