Mohon tunggu...
Zahrawaani Sekarputri
Zahrawaani Sekarputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Seorang yang suka belajar (jika terpaksa)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Burning Sun dan Molka yang Kembali Menjadi Topik Hangat

18 Juni 2024   15:10 Diperbarui: 18 Juni 2024   15:19 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Skandal Burning Sun kembali ramai dibahas oleh khalayak semenjak kemunculan dokumenter BBC, kurang lebih hampir sebulan yang lalu (19/5).

Mungkin beberapa dari Anda sudah tidak asing dengan kasus ini. Pada tahun 2019 silam, muncul leak sebuah groupchat Kakaotalk milik Jung Joonyoung, penyanyi asal Korea Selatan. Groupchat tersebut menjadi kontroversi akibat adanya molka yang direkam dan disebarkan di sana.

Molka adalah sebuah penyebutan untuk pengambilan foto/video eksplisit tanpa izin dalam bahasa Korea. Salah satu penyebab mengapa kasus Jung menjadi kasus yang sangat kontroversial adalah selain karena melanggar privasi, molka sesungguhnya merupakan kejahatan seksual. Korban molka umunya tidak sadarkan diri, diperkosa, dan direkam, seperti pada kasus Jung.

Sebelumnya dari leak chat milik Jung, diketahui bahwa Seungri, eks-member BIGBANG, juga merupakan anggota dan terlihat dalam grup tersebut. Selain itu, muncul skandal molka yang direkam di klub Burning Sun milik Seungri. Kasus ini meledak bahkan ikut mengungkap kultur rape yang dipelihara di klub Burning Sun.

Kemunculan dokumenter BBC menghangatkan kembali kasus Burning Sun. Bahkan, kini, terkuak pula bahwa Goo Hara, eks-member KARA, ikut membantu dalam proses terungkapnya kasus ini. Hara, yang sebelumnya juga menjadi korban dari revenge porn oleh kekasihnya sendiri, memberikan akses pada reporter penyelidik kasus ini, reporter Kang, untuk mengungkapkan oknum yang melindungi para pelaku.

Semenjak kemunculan kasusnya, klub Burning Sun sebenarnya sudah ditutup, tetapi tidak menjadi akhir dari serentetan kasus molka yang terjadi. Masih banyak "Burning Sun" lain di luar sana. 

Seperti Burning Sun, media sosial menjadi sarang molka, banyak di antaranya adalah revenge porn seperti pada kasus Hara. Tidak terkecuali di Indonesia. Molka digunakan untuk blackmailing, mengancam seseorang untuk melakukan sesuatu, dengan dasar bahwa molka adalah tabu. Dimana, memang, saat molka tersebar, korban harus menanggung malu, sementara pelakunya bebas berkeliaran dan tidak pernah ditemukan.

Kemunculan dokumenter BBC serta halaman opini ini, lima tahun setelah kasus Burning Sun padam dan bahkan setelah dibebaskannya Jung dari balik jeruji, menjadi harapan bahwa ini adalah titik akhir dari kasus serupa. Semoga tidak akan ada lagi Hara maupun korban-korban Burning Sun lainnya di luar sana. Terlebih, dengan menyandang posisi sebagai warga negara dari negara berlandaskan hukum, sudah seharusnya rakyat, terutama dalam hal ini perempuan, merasa aman, bukan justru mendapatkan perlakuan amoral dan menjadi bahan cemoohan.

(Diambil dari BBC World Service Documentaries "Burning Sun: Exposing the secret K-pop chat groups")

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun