Mohon tunggu...
Zahravin Nida K
Zahravin Nida K Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Pelajar

Selamat datang di blog saya, selamat menikmati :)

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Self Harm, Apakah Suatu Kelainan?

17 September 2020   18:55 Diperbarui: 17 September 2020   19:03 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Trauma akan masalalu yang menyebabkan rasa bersalah dalam diri sendiri terhadap orang lain menyebabkan timbulnya keingininan untuk melakukan self harm.

  • Depresi atau Stress Berkepanjangan

Depresi atau stress berat menyebabkan seseorang melakukan self harm untuk melepaskan sedikit stress yang ia rasakan.

  • Sebagai Bentuk Pelampiasan Emosi

Orang yang melakukan self harm terkadang tidak mampu mencurahkan emosinya ke dalam bentuk lain. Ia lebih memilih untuk menyalurkan emosinya dengan cara menyakiti dirinya sendiri untuk menggantikan rasa sakit yang ia alami.

  • Sebagai Bentuk Kebencian Terhadap Diri Sendiri

Penyesalan, kesedihan dan kekecewaan akan kejadian di masa lalu menyebabkan munculnya rasa untuk melakukan self harm sebagai bentuk kebencian terhadap diri sendiri.

  • Hilangnya Kepercayaan Terhadap Seseorang

Seseorang memilih untuk menyalurkan rasa sedih, kecewa, marah, dan frustasinya dengan cara menyakiti dirinya sendiri karena ia sudah tidak mempercayai siapapun untuk dijadikan sebagai tempat curhat.

Lalu, bagaimana sih ciri-ciri orang yang melakukan self harm? Berikut dikutip dari alodokter.com.

  • Memiliki sejumlah luka di tubuhnya, seperti luka sayat di pergelangan tangan, luka bakar di lengan, paha, dan badan, atau memar di buku jari-jari tangan. Umumnya mereka akan menyembunyikan luka tersebut dan akan menghindar bila ditanya apa penyebabnya.
  • Memperlihatkan gejala depresi, seperti suasana hati yang buruk, sering merasa sedih, menangis, dan tidak memiliki motivasi dalam hidup.
  • Sulit bersosialisasi, baik di lingkungan rumah, sekolah, maupun tempat kerja. Mereka lebih suka menyendiri dan enggan berbicara dengan orang lain.
  • Cenderung tidak percaya diri atau menyalahkan diri sendiri atas masalah apa pun yang terjadi.
  • Sering mengenakan pakaian yang menutupi seluruh tubuh, untuk menyembunyikan luka.

Self harm apabila sering dilakukan dapat menimbulkan rasa untuk membunuh diri sendiri. Self harm harus dicegah dan juga diobati. Bagaimanakah caranya?

  • Dekatkan diri kepada Tuhan. Perbanyaklah waktu dan taatlah dalam beribadah.
  • Perbanyaklah bersyukur akan kehidupan yang telah dijalani.
  • Kelilingi diri dengan benda-benda yang memiliki arti positif, misalnya: foto seseorang yang disayangi, catatan berisi ungkapan cinta/dukungan untuk diri sendiri, aromaterapi yang dapat menenangkan dirimu.
  • Alihkan pikiran dari tindakan self harm dengan mendengarkan musik, menggambar, atau menulis.
  • Visualisasikan diri sedang mengatasi perasaan menyakitkan tanpa menggunakan self harm.
  • Kenali situasi seperti apa saja yang memicu untuk melakukan self harm. Mintalah bantuan dari orang lain untuk membantu.
  • Lakukan olah tubuh, seperti berlari, menari, lompat tali, yoga, dll.
  • Maafkanlah diri sendiri yang pernah melakukan tindakan self harm.
  • Cintailah dirimu sendiri. Jangan insecure. Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain.
  • Sering-seringlah berlibur untuk mengalihkan pikiran dari masalah yang ada dan sekaligus untuk menyegarkan pikiran.
  • Pertimbangkan untuk menemui psikolog atau psikiater bila masih kesulitan untuk mengendalikan dorongan melakukan self harm.
  • Cobalah jalani hari dengan bahagia dan hilangkan bayang-bayang kelam yang menyeret ke self harm.

Ternyata, self harm bukanlah suatu kelainan, melainkan suatu gangguan psikologis atau yang biasa disebut gangguan kesehatan mental. Oleh karena itu, jangan sepelekan orang-orang yang melakukan self harm karena kita tidak tahu seberapa berat masalah yang sedang dihadapinya. Jika teman kalian melakukan self harm, berikanlah ia dorongan agar ia berhenti melakukan self harm. Buatlah ia merasa nyaman dan percaya denganmu dan mintalah ia untuk bercerita. 

Setidaknya dengan itu ia bisa membagi sedikit beban yang ia tanggung. Berikanlah saran dan dukungan, serta teruslah berada di sisinya. Dan untuk dirimu sendiri, seberapa pun besarnya masalahmu, jangan melukai dirimu sendiri. Kamu tidak sendirian, banyak orang yang akan mendengarkan keluh kesahmu. 

Jangan disimpan sendiri, jangan siksa dirimu sendiri, kamu berhak untuk bahagia. Setidaknya, bagilah dengan orang yang paling kamu percaya. Dengan begitu, kamu akan merasakan beban yang selama ini kamu tanggung akan berkurang. Cintailah dirimu sendiri dan hiduplah dengan bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun