Mohon tunggu...
Zahratun Khairunnisa
Zahratun Khairunnisa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

zahratunkhairunnisa19@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pendidikan Filsafat Esensialisme dan Para Filsufnya

12 Mei 2020   11:29 Diperbarui: 12 Mei 2020   11:46 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Bismillahirrahmanirrahim.....

Apa kabar teman-teman? Pada kesempatan kali ini, saya akan menjelaskan tentang apa itu filsafat esensialisme? Sebelumnya saya mohon maaf apabila materi yang saya sampaikan kurang sesuai dan sulit untuk dimengerti. Terina kasih

Pendidikan aliran filsafat esensialisme berasal dari kata esensi yang artinya (hakikat, dasar atau inti) dan esensial berarti (prinsip yang sangat berpengaruh dan sangat perlu). 

Esensialime adalah aliran yang ingin manusia agar kembali kepada kebudayaan-kebudayaan lama. Esensialime didasari oleh nilai-nilai kebudayaan lama. Esensialime memandang bahwa pendidikan terus berpijak pada niali-nilai yang memiliki kejelasan. 

Esensialisme adalah konsep yang meletakkan sebagian cara berfikir modern. Hakikat aliran esensialisme didasari atas pandangan humanisme yang merupakan reaksi terhadap hidup yang mengarah pada duniawi, serba ilmiah dan juga materialistik, juga didasari oleh pandangan-pandangan idealisme dan realisme. 

Tujuan aliran filsafat esensialime adalah membentuk seseorang yang berguna dan berkompeten. Isi pendidikan aliran esensialime adalah ilmu pengetahuan, kesenian dan segala hal yang membuat manusia mampu menggerakkan sesuai kehendaknya. Aliran esensialisme menegaskan bahwa pendidikan yang baik dan benar terdiri dari pembelajaran, keterampilan, seni dan ilmu pengetahuan. 

Tokoh aliran filsafat esensialime, yaitu: Johan Amos Cornenius (1592-1670) dia berpendapat bahwa agar selalu diajarkan melalu indra. Karena indra adalah pintu gerbangnya jiwa. Yang kedua yaitu Willian T. Harris (1835-1909) dia mengatakan bahwa tugas pendidikan adalah menjadikan terbukanya realitas berdasarkan susunan yang bersendikan kesatuan spritual.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun