Mohon tunggu...
Zahratul Aini
Zahratul Aini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Memasak.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

teori lev vygotsky dan piaget tenteng perkembangan sosial dan kognitif

17 Januari 2025   21:39 Diperbarui: 17 Januari 2025   21:39 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

teori lev vygotsky dan piaget tenteng perkembangan sosial dan kognitif

Teori Lev Vygotsky dan Jean Piaget tentang perkembangan sosial dan kognitif menekankan pentingnya interaksi sosial dalam proses pembelajaran. Kedua teori ini memberikan wawasan berharga untuk pendidikan.

Teori perkembangan sosial dan kognitif Lev Vygotsky dan Jean Piaget merupakan dua perspektif yang sangat berpengaruh dalam psikologi perkembangan. Meskipun keduanya berbicara tentang bagaimana anak-anak berkembang, mereka memiliki pandangan yang sangat berbeda mengenai proses dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan tersebut. Dalam artikel ini, kita akan membahas teori-teori tersebut dan bagaimana keduanya menggambarkan perkembangan sosial dan kognitif anak.

Jean Piaget: Teori Perkembangan Kognitif

Jean Piaget adalah seorang psikolog asal Swiss yang dikenal dengan teorinya tentang perkembangan kognitif anak. Piaget berfokus pada bagaimana anak-anak membangun pengetahuan dan pemahaman mereka tentang dunia. Menurut Piaget, perkembangan kognitif terjadi melalui serangkaian tahapan yang bersifat universal dan berurutan. Setiap tahap tersebut menggambarkan kemampuan kognitif yang lebih kompleks, yang dimulai sejak lahir dan berlanjut hingga remaja.

Piaget mengemukakan empat tahap perkembangan kognitif, yaitu:

1. Tahap Sensorimotor (0-2 tahun)

Pada tahap ini, anak-anak belajar melalui indra dan motorik mereka. Mereka mulai mengembangkan pemahaman dasar tentang objek yang ada di sekitar mereka, seperti konsep "objek yang hilang" (object permanence), yaitu pemahaman bahwa objek tetap ada meskipun tidak terlihat.

2. Tahap Praoperasional (2-7 tahun)

 Anak-anak pada tahap ini mulai mengembangkan kemampuan berpikir simbolis, seperti penggunaan kata-kata dan gambar untuk mewakili objek. Namun, mereka belum dapat melakukan operasi mental yang lebih kompleks. Pemikiran mereka masih bersifat egosentris (terfokus pada diri sendiri) dan cenderung tidak logis.

3. Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun) 

Pada tahap ini, anak-anak mulai dapat berpikir secara logis tentang objek dan peristiwa yang konkret. Mereka dapat memahami konsep-konsep seperti konservasi (jumlah benda tidak berubah meskipun bentuknya berubah), tetapi masih kesulitan untuk berpikir abstrak.


4. Tahap Operasional Formal (12 tahun ke atas)
Pada tahap ini, individu mulai dapat berpikir abstrak, membuat hipotesis, dan berpikir secara sistematis. Mereka juga mulai dapat memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang tidak terjadi dalam kenyataan dan merencanakan masa depan.

Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan proses aktif yang melibatkan interaksi antara anak dan lingkungannya. Anak-anak membangun pengetahuan mereka melalui dua proses utama: asimilasi (menyerap informasi baru dengan mengintegrasikannya ke dalam skema yang sudah ada) dan akomodasi (mengubah skema yang ada untuk memasukkan informasi baru).

Meskipun teori Piaget sangat berpengaruh, ia kurang memberikan penekanan pada pengaruh sosial dalam perkembangan kognitif anak. Dalam pandangannya, anak-anak lebih dipandang sebagai individu yang aktif membangun pengetahuan mereka sendiri, terpisah dari interaksi sosial.

Lev Vygotsky: Teori Perkembangan Sosial dan Kognitif

Lev Vygotsky, seorang psikolog asal Rusia, memiliki pandangan yang berbeda tentang perkembangan anak dibandingkan dengan Piaget. Vygotsky menekankan pentingnya interaksi sosial dalam perkembangan kognitif. Menurut Vygotsky, pengetahuan dan keterampilan anak-anak berkembang melalui interaksi sosial dengan orang dewasa dan teman sebaya yang lebih berpengalaman. Ia percaya bahwa perkembangan kognitif tidak dapat dipisahkan dari konteks sosial dan budaya di mana anak itu tumbuh.

Salah satu konsep utama dalam teori Vygotsky adalah zona perkembangan proksimal (ZPD). ZPD merujuk pada jarak antara apa yang dapat dilakukan oleh anak secara mandiri dan apa yang dapat mereka capai dengan bantuan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih terampil. Vygotsky menyarankan bahwa anak-anak belajar dengan paling efektif ketika mereka diberikan tantangan yang sedikit lebih sulit dari kemampuan mereka saat ini, tetapi masih dapat dicapai dengan bantuan orang lain.

Vygotsky juga menekankan pentingnya mediasi sosial dalam proses perkembangan kognitif. Anak-anak, melalui interaksi dengan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih terampil, memperoleh alat-alat kognitif, seperti bahasa, yang memungkinkan mereka untuk berpikir dan memecahkan masalah dengan cara yang lebih kompleks. Dengan kata lain, bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga alat untuk berpikir. Oleh karena itu, menurut Vygotsky, perkembangan kognitif anak sangat bergantung pada bahasa dan interaksi sosial yang berlangsung dalam budaya tertentu.

Perbandingan Antara Piaget dan Vygotsky

1. Perkembangan Kognitif dan Sosial

Piaget lebih menekankan aspek perkembangan kognitif yang bersifat individual dan tidak banyak mempertimbangkan peran interaksi sosial. Sebaliknya, Vygotsky menilai bahwa perkembangan kognitif dan sosial sangat erat kaitannya, dan anak-anak belajar melalui interaksi dengan orang lain.

2. Proses Pembelajaran

 Piaget percaya bahwa anak-anak belajar dengan cara aktif membangun pengetahuan mereka sendiri melalui pengalaman langsung. Vygotsky, di sisi lain, percaya bahwa pembelajaran terjadi melalui bantuan orang lain yang lebih berpengalaman, dan anak-anak belajar lebih baik dalam konteks sosial yang mendukung.

3. Tahap Perkembangan

Piaget berpendapat bahwa perkembangan kognitif anak terjadi dalam tahapan-tahapan yang bersifat universal dan tetap. Vygotsky, meskipun setuju bahwa perkembangan kognitif bersifat bertahap, ia lebih menekankan pada faktor sosial dan budaya dalam menentukan bagaimana dan kapan anak-anak mencapai kemampuan tertentu.


4. Peran Bahasa

Piaget melihat bahasa sebagai hasil dari perkembangan kognitif, sementara Vygotsky melihat bahasa sebagai alat utama yang memfasilitasi dan mempercepat perkembangan kognitif. Menurut Vygotsky, bahasa adalah instrumen penting dalam proses berpikir dan pemecahan masalah.
Kedua teori ini mendorong pendekatan pendidikan yang memperhatikan kebutuhan perkembangan individu siswa.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, baik Piaget maupun Vygotsky memberikan kontribusi yang sangat penting dalam memahami perkembangan sosial dan kognitif anak. Piaget fokus pada tahap-tahap perkembangan kognitif yang universal, sementara Vygotsky menekankan peran interaksi sosial dan budaya dalam perkembangan tersebut. Keduanya memiliki pandangan yang saling melengkapi, di mana Piaget memberikan kerangka kerja untuk memahami tahap-tahap kognitif anak, sedangkan Vygotsky mengingatkan kita bahwa perkembangan kognitif sangat bergantung pada interaksi sosial dan budaya tempat anak tumbuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun