Mohon tunggu...
Zahratul Aini
Zahratul Aini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Memasak.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Pisikosocial Erik Erikson

23 Oktober 2024   08:23 Diperbarui: 23 Oktober 2024   08:59 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tahap ini berfokus pada hubungan intim dengan orang lain. Setelah menemukan identitas diri, individu mencari koneksi yang lebih dalam dan berkomitmen dalam hubungan romantis atau persahabatan. Keberhasilan dalam tahap ini dapat menghasilkan hubungan yang memuaskan, sedangkan kegagalan dapat menyebabkan perasaan kesepian dan isolasi. Kemampuan untuk membangun hubungan yang sehat sangat penting dalam tahap ini.

7. Generativitas vs. Stagnasi (40-65 tahun)

Di usia paruh baya, fokus bergeser kepada kontribusi kepada generasi berikutnya, baik melalui pengasuhan anak, pekerjaan, atau aktivitas sosial. Individu yang berhasil dalam tahap ini merasa produktif dan berkontribusi, sementara yang tidak dapat merasakan stagnasi dalam hidup. Keberhasilan di tahap ini sangat dipengaruhi oleh pencapaian di tahap sebelumnya.

8. Integritas vs. Keputusasaan (65 tahun ke atas)

Tahap terakhir terjadi pada usia lanjut, di mana individu merenungkan hidup mereka. Mereka yang merasa puas dengan pencapaian hidup mereka akan mengembangkan rasa integritas, sedangkan mereka yang menyesali keputusan dan pengalaman hidup akan merasa keputusasaan. Kesadaran akan perjalanan hidup menjadi kunci untuk mencapai kedamaian di akhir hayat.

Kesimpulan

Teori psikosocial Erik Erikson memberikan kerangka yang komprehensif untuk memahami perkembangan manusia sepanjang hidup. Setiap tahap menawarkan tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan, yang secara langsung memengaruhi perkembangan kepribadian dan hubungan sosial seseorang. Dengan memahami teori ini, kita dapat lebih menghargai perjalanan hidup setiap individu dan bagaimana pengalaman di masa lalu membentuk siapa mereka saat ini. Teori ini juga menyoroti pentingnya dukungan dari keluarga, teman, dan lingkungan dalam membantu individu mengatasi tantangan di setiap tahap kehidupannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun