Mohon tunggu...
Zahratul Jannah
Zahratul Jannah Mohon Tunggu... Penulis - mahasiswi

saya adlah mahasiswi dengan hobi membaca buku dan olahraga voli dan badminton. dan saya belajar membuat karya ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Revolusi Pendidikan di Desa Terpencil: Kisah inspiratif dari SD Pelosok yang Perlu Kita Dukung Bersama

6 Desember 2023   00:01 Diperbarui: 6 Desember 2023   00:09 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
instagram.com/rumahyatim

Di Indonesia, banyak daerah terpencil yang kesulitan mendapatkan pendidikan yang layak. Jaraknya jauh dari perkotaan, dan sekolahnya seringkali kurang memadai. Akibatnya, banyak orang di daerah pelosok Indonesia tidak bisa merasakan manfaat dari pendidikan dengan baik

Sekolah Dasar di pelosok Indonesia menghadapi banyak kendala, seperti ruang kelas yang sempit, fasilitas yang kurang memadai, dan sulitnya akses transportasi. Banyak guru yang kurang berkualifikasi, dan sumber belajar terbatas. Kekurangan anggaran juga menjadi masalah. Untuk memperbaiki kondisi ini, diperlukan dukungan lebih besar dari pemerintah dan masyarakat. Perbaikan fasilitas, peningkatan kualifikasi guru, serta akses yang lebih mudah dapat membantu menciptakan pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak di pelosok Indonesia.

Pendidikan bagi masyarakat pelosok hanya di abaikan semata, dan pemerintah yang masih saja kurang memperhatikan Pendidikan yang ada di daerah pelosok dan Pemerintah hanya memperhatikan Pendidikan yang ada di Perkotaan saja. Hal tersebut yang membuat pendidikan di Indonesia saat ini masih tertinggal dan kalah jauh dari negara-negara lainnya. 

Di Indonesia, jumlah dari penduduk yang merasakan pendidikan masih tertinggal jauh dengan negara lainnya.. Survei yang dilakukan Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada diurutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Salah satu faktornya adalah kualitas pengajar yang masih kurang. Kualitas pengajar di Indonesia masih kurang karena lemahnya pengajar dalam menggali potensi murid.

B.J. Habibie pernah mengatakan bahwa "Hanya anak bangsa sendirilah yang dapat diandalkan untuk membangun Indonesia, tidak mungkin kita mengharapkan bangsa lain!". Kemajuannya masyarakat Indonesia dapat ditinjau dengan Pendidikannya sendiri. Kutipan diatas yang dikatakan B.J. Habibie adalah salah satu tamparan keras bagi Pemerintah Indonesia dalam pendidikan yang masih saja tidak merata di Indonesia.

Pasalnya ketika daerah perkotaan mengalami pertumbuhan pendidikan yang pesat, daerah pelosok masih banyak yang tertinggal. Menurut Undang-Undang Dasar 45 Pasal 31 Ayat (1) menyebut, setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Namun, pada kenyataan nya masih banyak permasalahan pelayanan pendidikan di masyarakat.

Sekolah yang baik dilihat dari seorang pendidik yang memiliki pendidikan yang baik juga. Namun, masih banyak tenaga pendidik yang tidak mau mengajar di daerah pelosok. Ada beberapa alasan guru tidak mau atau tidak nyaman mengajar di daerah pelosok karena letak sekolah yang sulit di jangkau, kurangnya sarana dan prasarana yang tidak memadai, jauh dari pusat keramaian, dan masih banyak faktor lainnya. Faktor lain yang membuat guru tidak betah karena gaji Upah Minimum Regional (UMR) yang didapatkan bisa dibilang kecil. Bahkan sampai ada yang tidak digaji. Permasalahan tersebut perlu ditangani oleh pemerintah. Pemerintah harus lebih memperhatikan pemerataan pendidikan di daerah pelosok Indonesia.

Menuju Pendidikan Berkualitas di Desa Terpencil, Peran Pemerintah dan Solusi Tanggap untuk Fasilitas dan Guru yang Lebih Baik,dalam hal ini Pemerintah perlu mengalokasikan anggaran yang memadai untuk memperbaiki dan membangun fasilitas sekolah di daerah pelosok, Mengembangkan kebijakan untuk menempatkan guru yang berkualitas secara strategis di daerah pelosok. Insentif seperti tunjangan atau promosi dapat memberikan dorongan tambahan untuk guru yang bersedia bekerja di wilayah terpencil,  Menerapkan teknologi pendidikan untuk meningkatkan akses siswa terhadap materi pembelajaran

Solusinya bisa melibatkan lebih banyak dukungan dari pemerintah dan masyarakat. Kebijakan yang mendukung penyediaan guru yang berkualitas, perbaikan fasilitas sekolah, dan penyesuaian kurikulum agar sesuai dengan kebutuhan lokal bisa menjadi langkah awal yang baik. Orang tua dan komunitas setempat juga dapat berperan aktif dalam mendukung pendidikan anak-anak mereka. Dengan begitu, semua anak di Indonesia, tanpa memandang di mana mereka tinggal, dapat memiliki akses yang sama terhadap pendidikan yang berkualitas. Hal ini akan membantu menciptakan masyarakat yang lebih cerdas dan berdaya saing.

Oleh : Zahratul Jannah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun