Pernahkah Anda merenungkan apa yang mendasari sifat dan perilaku manusia? Sigmund Freud, seorang psikoanalis terkenal, menawarkan pandangan unik tentang hal ini melalui teori psikoanalisis, yang menggali struktur mental manusia dan mengungkap bagaimana pengalaman awal dan trauma memainkan peran penting dalam pembentukan kepribadian seseorang. Kasus Fat Cat menunjukkan bagaimana konsep psikoanalisis menerangi dinamika manusia.
Fat Cat, seorang pro player Mobile Legends terkenal dari Tiongkok bernama asli Pang Mao, baru-baru ini meninggal tragis pada usia 21 tahun. Fat Cat sendiri berasal dari keluarga yang tidak utuh, orang tuanya bercerai saat ia masih kecil, dan ia hanya memiliki seorang kakak perempuan yang masih rutin berkomunikasi dengannya. Fat Cat sangat mencintai kekasihnya, Tan Zhu, seorang perempuan berusia 27 tahun. Demi hubungan mereka, Fat Cat rela pindah ke Chongqing, namun ia malah dipaksa tinggal sendiri dan rencana pernikahan mereka berakhir hanya sebagai janji. Fat Cat hidup hemat demi memberikan uang untuk Tan Zhu, bahkan mentransfer 510.000 yuan (sekitar Rp1,1 miliar) yang dikumpulkan dengan usaha keras selama dua tahun.
Sejak April 2024, Tan Zhu mulai memperlakukan Fat Cat dengan dingin dan ingin putus. Pada 11 April 2024, Fat Cat mengakhiri hidupnya dengan melompat dari Jembatan Sungai Yangtze, menyita perhatian dunia. Sebelum meninggal, ia mengirim 760 bunga sebagai simbol 760 hari hubungan mereka dan sejumlah uang besar. Kisah ini menimbulkan pertanyaan tentang faktor-faktor yang berkontribusi pada perkembangan kepribadiannya. Artikel ini akan menganalisis kasus Fat Cat melalui kacamata teori psikoanalisis, mengeksplorasi bagaimana pengalaman awal dan hubungannya memengaruhi kepribadiannya dan akhirnya menyebabkan kematian tragisnya.
Psikoanalisis
Psikoanalisis fokus pada analisis struktur mental manusia. Freud berpendapat bahwa pengalaman awal dan trauma masa kecil dapat menciptakan ketegangan psikologis tidak disadari, yang kemudian memengaruhi perilaku dewasa. Kecenderungan bunuh diri dapat diinterpretasikan sebagai manifestasi dari konflik internal yang tersembunyi secara tidak sadar.Â
Menurut teori psikoanalisis, struktur mental manusia terdiri atas tiga bagian utama: id, ego, dan superego.
- Id: Bagian dari pikiran yang berisi keinginan biologis dan insting dasar. Beroperasi secara tidak disadari dan berdasarkan prinsip kesenangan.
- Ego: Bagian dari pikiran yang bertindak sebagai penengah antara id dan realitas. Mengatur perilaku agar sesuai dengan tuntutan lingkungan.
- Superego: Bagian dari pikiran yang berisi nilai-nilai moral dan standar yang dipelajari dari orang tua dan lingkungan sosial. Â
 Pengalaman awal dan trauma dapat memengaruhi perkembangan dan keseimbangan antara id, ego, dan superego seseorang.
Kehidupan Awal dan HubunganÂ
Kehidupan Fat Cat ditandai dengan kurangnya dukungan emosional dari keluarga. Kurangnya pengasuhan dan kasih sayang membentuk perasaannya yang tidak aman dan rendah diri. Menurut psikoanalisis, pengalaman awal, khususnya hubungan dengan pengasuh, memainkan peran penting dalam pembentukan kepribadian. Tanpa lingkungan yang penuh kasih sayang, perasaan tidak aman dan rendah diri bisa berkembang.
 Hubungan dengan kekasihnya
Hubungan Fat Cat dan Tan Zhu ditandai oleh ketidakseimbangan kekuatan. Mereka hanya bertemu dua kali dalam dua tahun, menunjukkan kurangnya investasi emosional. Ketidakseimbangan ini mencerminkan kebutuhan mendalam Fat Cat akan cinta dan penerimaan yang tidak terpenuhi. Keputusan Tan Zhu untuk mengakhiri hubungan membuat Fat Cat merasa ditolak dan rendah diri.
Peran teknologi dalam KehidupannyaÂ
Peran teknologi dalam kehidupan Fat Cat sebagai gamer dan kehadiran daring yang luas juga penting. Anonimitas dan isolasi dalam interaksi online bisa menyebabkan rasa terputus dari hubungan di dunia nyata, memperdalam ketergantungan pada koneksi digital untuk validasi emosional, dan memperburuk perasaan kesepian serta terputusnya hubungan.
Kesimpulan
Penting menangani faktor-faktor ini untuk meningkatkan kesejahteraan emosional dan mencegah tragedi serupa terjadi di masa depan. Melalui teori psikoanalisis, individu dapat memahami dan mengatasi sumber-sumber pergulatan emosional yang terkait dengan pengalaman masa kecil dan konflik-konflik yang terjadi dalam kehidupan mereka. Dengan demikian, individu dapat mengurangi pergulatan emosional dan mengembangkan keterampilan emosional yang lebih baik untuk menghadapi tantangan kehidupan.
References
Ardiansyah, Sarinah, Susilawati, Juanda. (2022). Kajian Psikoanalisis Sigmund Freud. Jurnal Kependidikan, 7(1)
https://e-journallppmunsa.ac.id/index.php/kependidikan/article/view/912/885Â
Dawson, G., Ashman, S. B., & Carver, L. J. (2000). The role of early experience in shaping behavioral and brain development and its implications for social policy. Development and Psychopathology, 12, 695-709Â
Howard S. F. & Miriam W. S. (2006). Personality Classic Theories and Modern Research, Jilid 1, 3rd Edition, 73-123.Â
Maezuroh, R., & Sumartini. (2019). Konflik Interpersonal Tokoh Genduk dalam Novel Genduk Karya Sundari Mardjuki Kajian Psikoanalisis Sosial Karen Horney. Jurnal Sastra Indonesia, 8(3), 229-231.Â
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsi/article/download/36026/14876Â
Ociskova, M., Prasko, J., Latalova, K., Kamaradova, D., & Grambal, A. (2016). Psychological factors and treatment effectiveness in resistant anxiety disorders in highly comorbid inpatients. Neuropsychiatric Disease and Treatment, 12, 1543-1546.Â
https://doi.org/10.2147/NDT.S104301.Â
Peter Kinderman, PhD. (2005). A Psychological Model of Mental Disorder. Harv Rev Psychiatry, 13, 206--217.
https://livrepository.liverpool.ac.uk/3007724/4/Harvard_paper_for_mooc.pdf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H