Bismillahirrahmanirrahim
Allahumma sholli a'la sayyidina Muhammad wa a'la aali sayyidina Muhammad
Cerita cerita Surga
Surga yang merupakan kehidupan akhirat yang penuh kebahagiaan dan kenikmatan. Kenikmatan surga tak dapat dibayangkan. Belum pernah terlihat mata dan belum pernah terdengar telinga. Kehidupan surga digambarkan oleh KH Ahmad Bahauddin Nursalim, Pengasuh Pondok Tahfidzul Qur'an LP3IA, Narukan, Rembang Jawa Tengah dalam ceramah pada kanal video youtube 'Santri Gayeng' yang berjudul "Cerita Cerita Surga".Â
Gus Baha menyampaikan gambaran kehidupan di surga kelak sebagai berikut, Pertama, tidak ada makanan pokok di surga. Jika di dunia kita membutuhkan makanan pokok sementara di surga tidak memerlukan makanan pokok karena makanan ada untuk dinikmati. Dan tubuh penduduk surga tidak perlu menjaga kesehatan karena fisiknya dirancang oleh Allah untuk hidup abadi. Jadi penduduk surga butuh makan bukan untuk menjaga ketahanan tapi untuk kenikmatan. Karena semuanya ada demi untuk kenikmatan.
Kedua, Gus Baha mengatakan, penduduk surga tidak memiliki masalah satu sama lain. Dan mereka adalah orang yang dimuliakan Allah dengan pahala berlimpah dari Allah Swt, dalam surga surga yang penuh kenikmatan. Penduduk surga duduk di atas singgasana singgasana kebesaran dengan berhadap hadapan. Mereka duduk berhadap hadapan, tidak ada yang saling membelakangi karena tidak ada permasalahan diantara mereka. Seperti kata kata dalam bahasa Jawa yaitu apabika bertemu berani berhadapan, artinya tidak ada masalah diantara mereka. Sedangkan dalam bahasa Jawa apabila bertemu tidak berani berhadapan tatap muka karena berhutang, artinya orang tersebut memiliki masalah. Di surga itu apabila mereka bertemu, mereka semua berani tatap muka, artinya antar mereka tidak ada masalah sama sekali.
Ketiga, Tambah Gus Baha penduduk surga diperbolehkan meminum khamar. Digambarkan dalam Alquran, diedarkan kepada ahli surga gelas gelas yaitu tempat untuk minum berikut minumannya. Yang bersikan khamar dari sungai khamar. Yang mengalir bagaikan sungai di bumi. Arak diharamkan di dunia sebab nanti akan dihalalkan di akhirat. Bahkan ada ancaman barangsiapa yang meminum arak di dunia maka tidak dapat meminum arak yang ada di akhirat, kecuali apabila dia mau bertaubat.Â
Warna khamar itu putih lebih putih daripada susu. Rasanya sedap dan lezat bagi orang yang meminumnya. Berbeda dengan khamar di dunia yang bila diminum tidak enak rasanya. Tidak ada di dalam khamar itu zat alkohol yang membuat mereka penghuni surga mabuk. Mereka tidak mabuk karenanya. Mereka minum khamar tetapi tidak mabuk, mereka memiliki bidadari banyak tetapi tidak dianggap selingkuh. "Maka dari itu tidak perlu berzina di dunia, karena nanti di akhirat akan mendapatkan banyak bidadari. Bidadari itu cantik, tidak cerewet dan tidak meminta uang belanja', tutur Gus BahaÂ
Keempat, ujar Gus Baha, penduduk surga dikaruniai bidadari yang setia. Di sisi mereka ada bidadari yang pandangannya terbatas. Maknanya membatasi pandangan hanya kepada suami suami mereka saja. Jadi di surga kelak bidadari itu cantik dan tidak terpikir memandang laki laki lain. Para bidadari hanya memandang suami mereka saja. Karena menurut mereka suami mereka yang paling tampan. Dan mereka para bidadari surga jeli matanya.Â
"Kalau di dunia istrimu justru banyak beristighfar dan berkata Nasibku punya suami seperti ini, sampai berkata kepada anak gadisnya Nak semoga kamu tak mengalami seperti Ibu. Begitulah wanita di dunia memuji suami orang lain tetapi tidak mau memuji suaminya sendiri. Itu sebagai balasan akibat kamu mengeluh tentang istrimu. Ya Allah tetanggaku istrinya cantik cantik, hanya aku yang tidak. Jika sebaliknya apabila kamu memiliki istri yang menganggap hanya kamu yang tampan dan baik di matanya, berarti dia adalah ahli surga. Kalau begitu caranya istrimu dikurung saja di kamar supaya tidak kenal dengan lelaki manapun, tetapi bisa terkena Undang-Undang saat ini dan bisa dipenjara itu", Â Ujar Gus Baha bercanda. Â
Kelima, tutur Gus Baha, Bidadari surga dikenal bermata jeli. Dan mata bidadari bidadari itu besar atau nampak sangat jelita. Seakan akan kulit mereka seperti telur burung unta yang tersimpan baik. Bagaikan telur burung unta yang terlindungi bulu induknya. Antara perempuan cantik yang transparan dengan yang tertutup itu lebih terlihat seru yang berpakaian tertutup. Sehingga tidak ada suatu debupun yang menempel padanya. Demikian pula warnanya putih kekuning kuningan. Warna kulit seperti itu adalah warna kulit wanita yang paling cantik.Â
Gus baha bercerita, sebagian penduduk surga menghadap dan bertanya kepada penduduk surga yang lain mengenai apa yang telah mereka lakukan di dunia. Keadaan mereka didunia digambarkan saat berdebat dengan non muslim. Dibolehkan orang beriman berteman dengan orang kafir asalkan bukan harbi. Namun meskipun berteman kita jangan mau jika sampai diajak untuk dugem atau mencuri dan berzina. Ketika ditanyakan oleh mereka (non muslim) mengapa kamu enggan mencuri dan berzina. Kamu menjawab, karena kita nanti akan dibangkitkan dan dimintai pertanggungjawaban. Lalu orang kafir tersebut berkata, itu tidak benar masa orang sudah mati dibangkitkan kembali.Â
Ketika perdebatan itu di dunia kamu akhiri dengan mengatakan ya sudah kita lihat saja nanti.Â
Ternyata kalimat lihat saja nanti oleh Allah diwujudkan. Ketika kamu masuk surga kamu berkata ya Allah beri hak saya bertemu dengan teman saya yang ketika di dunia berdebat dengan saya. Singkat cerita, kamu diberi lorong oleh Allah untuk bertemu dia. Allah berkata temanmu sudah di neraka. Dan kamu berkata pada temanmu yang dulu berdebat di dunia tentang manusia akan dibangkitkan dan dimintai pertanggung jawaban. Bagaimana menurutmu benar yang mana, nyatanya saat ini setelah dibangkitkan, aku berada di surga dan kamu di neraka. Bukankah kamu yang mengatakan ketika di dunia apabila sudah mati tidak bisa bangkit kembali. Ternyata yang benar adalah setelah mati setiap kita akan dibangkitkan dan dimintai pertanggung jawaban, Gus Baha berkisah.
Mohon maaf jika ada kesalahan penulisan. Semoga Allah melindungi dan memberkahi Guru-Guru Kita. Aamiin yaa Robbal a'laamiin.
Wallahu a'lam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H