Mohon tunggu...
Ceramah Gus Baha
Ceramah Gus Baha Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Bismillah, alhamdulillah

Allahumma sholi ala sayyidina Muhammad wa a'la aali sayyidina Muhammad. Allah Maha Pengasih Maha Penyayang Maha Pengampun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gus Baha: Berbakti pada Orang Tua

15 Agustus 2023   13:47 Diperbarui: 16 Agustus 2023   04:54 877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Maaf saya bukanlah sombong, saya biasa berkata pada supir saya, kalau khusus (mengantar) ibu, kamu tidak usah pamit denganku. Saya itu sampa malu pada saat itu karena mengajak 3 tamu ternyata mobil saya tidak ada. Sebab ada peraturan khusus untuk Ibu tidak usah pamit (kalau mau pergi pakai mobil). Jadi begini, tidak menyakiti itu, kalian saya ajarkan jadi Mujtahid. Jadi kalau menjadi mujtahid itu, yang dimaksud dengan berbuat baik itu tidak sekedar tidak menyakiti. Jadi misalnya kamu tidak pernah marah atau memukul orang tua itu namanya gak menyakiti. Tapi kalau tidak memberi uang itu juga masih keliru kalau menurut Tuhan karena seharusnya memberi. Memberi dilakukan seadanya yang kamu punya kalau tidak punya juga ya mencari hingga berhasil", papar Kyai yang juga Rois Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

"Kamu punya sepeda motor saja sampai hutang dan kredit masak ingin masuk surga tidak ingin kredit. Kredit itu tegang atau tidak, Tegang, sebulan 200 300 ribu. Masak buat kredit surga, memberi kredit 300 ribu (pada zaman dahulu) kepada orang tua tidak sanggup. Karena kalau ingin surga ya harus dikredit (Yaitu memberi kepada orang tua secara rutin)," jelas beliau.

Gus Baha berkisah, terdapat cerita wali yang mahsyur ceritanya yaitu Uwais Al Qarni. Uwais AlQarni menyaksikan Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Maksudnya dalam hal ini hidup dalam 1 periode (yang sama). 

Ketika Kanjeng Nabi masih hidup, tetangga beliau itu semua sudah pernah mengaji dengan Nabi Muhammad SAW, dan sudah beriman kepada Nabi. Namun Uwais Al Qarni itu ingin sowan kepada Nabi tetapi ternyata tidak bisa sowan. Sebab memiliki Ibu yang lumpuh dan cerewet. Dia ingin sowan kepada Nabi tidak boleh, karena disuruh untuk mengurus (Ibunya). Kamu kalau sowan Nabi nanti siapa yang mengurus Ibunya. Karena Ibunya kemana mana harus digendong.

"Maka saya Kiyai yang bila ada Santri yang disuruh pulang oleh orang tuanya maka langsung diperbolehkan oleh Gus Baha. Sebab sowan Nabi dibanding sowan kepada Orang tua lebih didahulukan sowan kepada orang tua. Uwais Al Qarni itu tidak bisa sowan kepada Nabi. Sebab setiap ingin sowan itu tidak diperbolehkan oleh Ibunya. Nabi lho itu tidak sekedar Kiai. Itu bukan Nabi Musa tapi Nabi yang paling utama, tetap tidak diperbolehkan oleh Ibunya. Walhasil sampai Ibunya meninggal, Nabi juga sudah meninggal (Uwais Al Qarni belum pernah bertemu Nabi). Nabi pernah bersabda, Sebaik baiknya periode setelahku itu orang yang bernama Uwais Al Qarni, nanti kalau bertemu maka kamu harus meminta didoakan ampunan olehnya.

Sedangkan bagi yang orang tuanya telah meninggal maka berbakti bisa dilakukan dengan berdoa baik dsngan mengunjungi makamnya ataupun di mana saja dalam kesempatan apa saja. Juga dengan mengirimkan bacaan alfatihah serta infaq shodaqoh atas namanya yang akan sampai kepadanya di alam kubur dan menerangi kuburnya.

Dicatat dan disarikan dari ceramah KH Ahmad Bahauddin Nursalim Hafizahullah yang berjudul Momen Gus Baha 'Guyonan dg Seorang Mbah-Ngaji bab Berbakti pada Orang Tua ( QS Al Ankabut: 8-9).

Mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan, semoga Allah SWT senantiasa melindungi dan memanjangkan umur Guru-Guru kita dalam rahmat kasih sayang dan berkahNya. Aamiin yaa Allah yaa Robbal alaamiin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun