Bismillahirrahmanirrahim
Ada ungkapan yang umum di masyarakat kita bahwa hidup layaknya roda. Kadang di atas kadang di bawah. Ada orang yang tadinya berada di bawah ternyata kemudian diangkat derajatnya oleh Allah. Seperti pada pendiri aplikasi WhatsApp Jan Koum. Sebagaimana kita ketahui bersama Koum pernah menjadi tukang sapu, bahkan mengalami hidup tanpa listrik dan mengantre di WC Umum. Dia memperdalam ilmu pemrograman komputer dari buku buku bekas yang ternyata dari sinilah dimulai perubahan nasibnya di masa depan, sebagai pendiri WhatsApp. Begitulah hidup adakalanya tidak selamanya di bawah namun perlahan naik ke atas.
Begitu pula sebaliknya, dinamika kehidupan yang ada penuh ketidakpastian. Seperti saat masa lalu mengalami perputaran hidup yang tadinya ada di atas tiba tiba berada di bawah lalu kembali ke atas lagi hingga layaknya Nabi Adam yang akan kembali ke surga kelak
Menanggapi ketidakpastian dalam hidup, Pakar Tafsir Alquran, KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) Hafizahullah memberikan beberapa cara bersikap terhadap itu semua sebagai berikut :
Tuhanlah yang mengatur dunia dan perputaran nasib seseorang. Begitu cepat pengaturannya sehingga terjadi adakalanya orang yang dahulu memiliki kedudukan ternyata pada akhirnya terjatuh. Namun adakalanya juga orang yang kurang beruntung ternyata derajatnya diangkat Allah. Karena tidak jelas tentang bagaimana takdir terjadi maka kamu jangan terlalu bangga dengan karunia pemberian Tuhan dan jangan berputus asa terhadap musibah yang menimpa. Sebab tidak sulit bagi Allah membolak balikkan keadaan segala sesuatu.
Perubahan pengaturan-Nya dan takdirNya yang begitu cepat tiba. keduanya ini telah menahan hamba hambaNya untuk tenang pada pemberian-Nya dan tidak patah harapan daripadaNya.
Bila menderita bala dan ujian yang bagaimanapun beratnya, hendaknya kita tidak patah harapan dari Rahmat karunia Allah yang akan mengubah kedaaan menjadi lebih baik.
Selalu ada harapan dalam kedaaan ujian seberat apapun, juga dalam keadaan kesalahan dan dosa yang telah terbuat seburuk apapun. Seperti pada kisah Wahsyi yang sebegitu tega membunuh paman Nabi Sayyid Hamzah namun ternyata kemudian diberi hidayah oleh Allah dan bertaubat, sehingga beriman dan menjadi kekasih Allah
Juga adakalanya murka Allah terjadi pada ahli ibadah yang terperosok. Pada sahabat Nabi, Tsalabah dahulu adalah orang yang rajin beribadah ke mesjid ketika miskin. Namun ketika kaya dia menjadi kikir dan tidak mau membayar zakat. Sehingga menjadi orang yang munafik dan mati dalam keadaan suul khotimah.
Dengan adanya perubahan keadaan, pergantian masa dan perputaran kejadian di dunia ini membuat kita mengerti. Bahwa tujuan Tuhan menunjukkannya kepada kita, adalah untuk memperkenalkan kekuasaanNya kepada kita dalam setiap keadaan dan masa
Tuhan menakdirkan kita senang dan susah untuk memperlihatkan kekuasaanNya. Sehingga kita tidak lupa pada-Nya dengan sesuatupun. Tuhan memberikan kita nikmat agar kita bersyukur dan memberikan kita musibah agar kita sadar bahwa kita lemah. Diharapkan kita mengingat Allah pada setiap keadaan.