Teori Laa Haula wala quwwata Illa Billah tutur Gus Baha, itu tidak perlu dibenturkan dengan teori usaha atau ikhtiar. Seperti bahwa kita wajib berusaha, juga pada saat kita sakit. Dalam Kitab Dawa diterangkan bahwa Nabi Musa itu pernah mengalami sakit. Namun karena beliau merasa dekat dengan Allah, beliau lalu tidak berobat
"Sekalipun sudah diberi nasehat oleh para dokter di masa itu tapi Nabi Musa enggan berobat. Kemudian Allah berkata kepada Nabi Musa agar Nabi Musa mau berobat. Lalu Nabi Musa berkata, bukankah segala sesuatu keadaan terserah kepada Engkau ya Allah. Lalu Allah pun menjawab apakah Engkau hendak berkata bahwa Aku membuat segala sesuatu tidak ada guna khasiatnya," Gus Baha berkisah
Seperti, kata Gus Baha, apakah Jahe dibuat tanpa fungsi untuk menghangatkan badan. Lalu Allah membuat sesuatu dengan fungsi tertentu apa hikmahnya jika dianggap tidak ada guna fungsinya.
"Semenjak itu Nabi Musa percaya dan mau berikhtiar dengan obat. Tetapi ikhtiar dengan obat saja tidak cukup. Sebab tetap segala sesuatu urusan ada dalam genggaman kekuasaan Allah", ujar Gus Baha.
Begitu juga, Tukas Gus Baha, di saat kita begitu takut akan penyakit Covid tetapi bisa saja diwafatkan dalam keadaan kecelakaan. Meskipun harus ada usaha menghilangkan penyakit tersebut. Tetapi tetap saja segala sesuatu urusan ada dalam genggaman kekuasaan Allah, bahwa Al amru biyadillah. Sehingga ada keserasian antara syariat dan hakikat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H