Bismillahirrahmanirrahim
Pulang dengan Busway duduk berdampingan dengan tiga anak. Di keramaian bis mereka bermain saling pegang bagian sensitif atas dan bawah. Sambil tertawa kecil mereka menganggap itu bercanda dan wajar.Â
Paparan pornografi yang berkelanjutan melalui Handphone (HP) atau gawai dan Internet dalam permainan, tayangan serta sarana sarana lain menjadi penyebab pergeseran nilai dan pergulatan pribadi. Apa yang yang terjadi tak perlu disesali, semua adalah korban perubahan zaman. Namun masih ada harapan pada masa depan anak anak. Kertas putih yang coretannya masih dapat dicegah atau dihapus.
Pornografi adalah bencana yang perlu ditanggulangi, Pakar psikologi Elly Risman mengatakan anak usia 2-10 tahun yang terpapar pornografi dapat mengakibatkan kerusakan otak yang terletak persisnya di alis kanan atas yang biasa disebut Pre Frontal Cortex (PFC).Â
Bagian otak tersebut merupakan otak yang berfungsi  mulia yang hanya dimiliki oleh manusia. Fungsinya mengatur akhlak dan budi pekerti seseorang untuk berperilaku sesuai etika dan moral yang berlaku dalam agama dan masyarakat.
Ahli Bedah Otak dari AS, Dr. Donald Hilton Jr, mengatakan bahwa pornografi sesungguhnya merupakan penyakit dan merusak otak. Dampak kerusakan otak yang dialami orang yang terpapar pornografi adalah sampai seperti orang terkena kecelakaan mobil.Â
Saat seseorang terpapar gambar-gambar pornografi lewat mata ke otaknya, terjadi perubahan struktur dan fisiologi atau fungsi otak. Bila kecanduan narkoba mampu merusak tiga bagian otak, akses pornografi berkelanjutan (kecanduan) mampu merusak lima bagian otak.
Dr. Mark Kastelmen penulis buku "The Drugs of The Millenium" memberi nama pornografi sebagai visual crack cocain atau narkoba lewat mata (NARKOLEMA). Bagian otak yang paling dirusak adalah pre frontal cortex (PFC). Dampaknya dapat menggangu fungsi perencanaan, mengendalikan hawa nafsu dan emosi, mengambil keputusan dan berbagai peran eksekutif otak sebagai pengendali impuls-impuls.
Orang yang kecanduan pornografi terancam mengganggu keseimbangan hormon diantaranya dopamin, neuropiniphrin, serotonin, oksitosin. Saat terjadi kecanduan terjadi banjir hormon-hormon bahagia membuat fly. Jika hormon tersebut terus menerus dieksploitasi. Lama-kelamaan terjadi defisit. Tubuh tidak bisa memproduksi sendiri  dan terjadi ketidakseimbangan kimiawi otak dan bagian otak depan atau Pre Frontal Cortex akan menyusut. Akibatnya berpengaruh pada emosi bahkan kejiwaan.
Jika hal yang mengerikan tersebut terjadi pada orang dewasa, maka dampak yang terjadi pada anak-anak mengancam masa depan mereka.
Pengaruh negatif  pornografi memang sulit dihindari, Kalau dulu seperti racun yang hanya terkena jika memakannya. Saat ini pornografi seperti virus yang bisa menjangkiti, memperbanyak diri dan menginfeksi siapa saja apalagi anak.Â
Jika memang telah terinfeksi dan ketergantungan, segera putuskan dengan Terapi seperti pada Yayasan Klinik Kita dan Buah Hati Asuhan Bunda Elly Risman, dll. Selalu ada harapan untuk lepas dari ketergantungan.
Terutama anak-anak karena masih mudah dididik dan dinasehati.
Ada lembaran baru dalam buku kehidupan anak-anak. Kita bisa berusaha untuk mencegah keburukan tersebut tidak terjadi pada anak-anak seperti dengan:
1.Mengajarkan nilai-nilai agama sedini mungkin. Bentengi anak dengan tauhid bahwa Allah melihat segala yang kita semua sebagai mahluk lakukan.
2.Kenalkan mereka tentang aurat yang boleh dan tidak boleh dilihat dan diperlihatkan pada orang lain. Ajarkan anak bagian tubuh yang menjadi hak privasinya dan tidak boleh disentuh oleh diri sendiri dan orang lain tanpa kepentingan, seperti membersihkan diri.
3.Sebagai orang tua kita tidak boleh gagap teknologi. Antisipasi dan batasi akses mereka dengan dunia digital dari segi durasi. Kak Sinyo Egie menyampaikan batas anak usia 2 tahun ke bawah maksimal terpapar elektronika dalam bentuk apapun adalah 2 jam perminggu. Sementara anak 2 tahun ke atas maksimal terpapar elektronika dalam bentuk apapun maksimal 2 jam sehari.
4.Proteksi konten negatif. Bisa dengan hanya menggunakan Ponsel Lawas yang hanya untuk menelpon dan sms. Memasang software dan aplikasi anti pornografi di komputer dan HP.
5.Pantau akun pribadi media sosial dan histori Ponsel mereka penting selain juga perlu mendampingi mereka saat menggunakannya.
6.Batasi, dampingi dan bimbing anak saat menonton televisi. Tonton hanya tayangan yang bermanfaat seperti informasi dan edutainment.
7.Jaga komunikasi berikan perhatian pada anak, Jadikan kita sebagai orang tuanya seperti ensiklopedi kehidupan tempat bertanya semua hal di dunia. Agar saat penasaran, anak tidak mencari tahu dari teman atau orang yang salah dan menjerumuskan.
8.Usahakan kita mengetahui bagaimana mereka menghabiskan waktu dalam kesendirian mereka dan saat bersama teman-temannya di sekolah atau lingkungan.
9.Dalami perasaan, minat dan bakat anak. Alihkan energi dan minat anak pada kesibukan positif seperti olah raga bagi laki-laki, kegiatan mengasah keterampilan seperti memasak bagi perempuan.
10.Memberikan alternatif aktivitas yang bermanfaat seperti dengan mendekatkan anak dengan buku bacaan anak.
11.Masukkan anak ke sekolah yang mengajarkan ilmu agama seperti TPA, Sekolah Islam Terpadu, lembaga Tahfiz Quran, Pesantren. Ajak anak bersama ke majelis ilmu seperti Majelis Ta'lim atau Halaqah, mengikuti Rohis atau Remaja Mesjid. Dengan berada di lingkungan yang baik kemungkinan terpapar hal negatif lebih kecil.
12.Yang tak kalah penting, doakan dan mintakan doa untuk anak-anak kita agar selalu berada dalam penjagaan dan perlindungan Allah dari pengaruh negatif, setiap sehabis sholat, saat sujud terakhir, di sepertiga malam sholat tahajud, di saat hujan dan saat-saat makbul lainnnya. Setelah semua ikhtiar di atas, serahkan anak kita pada Allah Swt yang Maha Melindungi.
Hindari pornografi terutama pada anak.
Anak anak merupakan kertas putih dan suci. Orang tua harus awas dan peduli, tidak cuek dan masa bodoh atas masalah yang penting ini. Jangan biarkan anak terpapar pornografi sebisa mungkin. Karena mulai dari setitik yang ringan dapat berkembang menjadi  kecanduan  berat. Lindungi anak-anak kita dari bahaya pornografi yang dapat merobek-robek kehidupannya. Kembalikan fitrah anak kita dengan kepolosan, kebaikan hati dan kejernihan berfikir sehingga tumbuh menjadi pribadi yang membawa kebaikan
Diolah dari berbagai sumber
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H