Bismillahirrahmanirrahim
Gus Baha : Tidur itu Termasuk Taat karena Meninggalkan Maksiat
Ketaatan itu tidak melulu soal pelaksanaan ibadah yang ditentukan. Tapi taat juga termasuk di dalamnya meninggalkan maksiat. Bagaimana bentuk taat dengan meninggalkan maksiat?. Pakar Tafsir Alquran, KH. Ahmad Baha'uddin Nursalim (Gus Baha) menjawabnya sebagai berikut,
Taat terbagi menjadi dua bagian. Yang pertama adalah melaksanakan perintah yang ditentukan dalam bentuk ibadah. Yang kedua dengan meninggalkan maksiat atau larangan Allah. Meninggalkan maksiat salah satunya diwujudkan dalam bentuk senang melakukan hal yang mubah atau boleh. Seperti senang ngopi atau menonton tv.
Maka hanya dengan melakukan hal yang sederhana hendaknya kita merasa gembira. Jika ngopi, lakukan dengan rasa senang hati. Dengan begitu membuktikan bahwa dengan taat kita bisa bahagia.
Meninggalkan maksiat juga bisa dalam bentuk berdiam diri di kamar dan istirahat tidur. Dalam keadaan tidur orang tidak dapat melakukan maksiat lahir dan maksiat batin. Sebab dalam keadaan tidur orang tidak bisa melakukan perbuatan dosa secara lahir seperti mencuri, menggibah atau menganiaya. Saat tidur pula orang tidak bisa membersitkan di hati rasa hasud, sombong, ujub atau riya. Sebab dalam keadaan tidur hati seseorang beristirahat.
Dalam kitab kitab tasawuf terdapat kisah tentang Nabi Isa As. Saat Nabi Isa berjalan jalan, beliau melihat ada orang yang itikaf di mesjid. Sebagian besar mereka melakukan ketaatan dalam peribadatan. Namun tidak semuanya melakukannya sebab ada sebagian diantara mereka yang tidur di kamar tidur. lalu Nabi Isa bertanya kepada orang yang tidur, mengapa tidak ikut ibadah. Lalu dijawab olehnya bahwa aku adalah orang yang paling rajin ibadah dibandingkan orang orang itu. Nabi Isa bertanya lagi, lantas mengapa kamu saat ini ada di sini. Dia menjawab, aku sedang melawan nafsuku akan cinta dunia. Nafsuku yang senang pada maksiat dan cinta akan dunia. Aku melawannya dengan berdiam diri di kamar. Karena aku lama menunggu, lalu aku tertidur. Atas percakapan tersebut, Nabi Isa lalu diberitahu oleh Allah bahwa orang yang tidur tadi adalah seorang Wali Abdal. Sebab dia melawan cinta dunia dengan tidur.
Bagaimanapun salah satu ciri taat adalah meninggalkan maksiat. Orang yang berada di dalam kamar ruang geraknya terbatas. Maka maksiatnya terbatas. Hanya sedikit maksiat yang bisa dilakukan di kamar. Itu keadaan yang lebih baik daripada kelayapan kesana kemari yang membuat terjerumus pada dosa dan maksiat.
Namun dalam hal ini berdiam diri dalam konteks modern saat ini itu juga bisa menjadi maksiat. Yaitu berdiam diri meninggalkan ikhtiar mencari nafkah untuk keluarga. Jika meninggalkan keluar dari rumah untuk ikhtiar mencari rezeki sehingga mengakibatkan anak istri kelaparan, maka itu merupakan bagian dari maksiat. Â
Agama itu mudah. Begitu pula taat itu sesungguhnya mudah. Taat tidak selalu tentang harus tahajud dan itikaf di mesjid. Dengan berdiam diri di rumah kita bisa melakukan taat. Bagi yang suka melihat TV bisa dengan melihat TV. Meniatkan agar tidak menggunjing dan tidak hasud kepada tetangga. Bagi kaum lelaki juga itu lebih baik daripada duduk nongkrong di perempatan jalan dan menggoda perempuan yang lewat.
Berdiam diri di rumah sambil melihat tikus bolak balik itu masih lebih baik daripada melihat perempuan bukan muhrim. Maka niatkan bersyukur dalam hati, Alhamdulillah ya Allah aku hanya melihat tikus, tidak melihat perempuan bukan muhrim.